Jumat, 26 Juli 2013

Mudik berasa mau OSCE

Papa dirawat di RS Dustira (lagi).
Selalu ada adu argumen panjang antara saya dan papa ketika meyakinkan beliau untuk berobat ke RS, soalnya papa ini penganut paham ‘paradigma sakit’ sejati. Selalu. Bahkan tahun lalu saya harus sampe pulang ke Bandung supaya papa mau berobat. Kali ini berhasil meyakinkan beliau via telepon kisaran 30 menit. Emang harus saya banget yang turun tangan, dokter beneran suka ga didenger.

Paradigma sakit adalah pemikiran bahwa ke berobat dokter atau ke rumah sakit itu hanya perlu dilakukan jika sakit parah. Beda dengan mama yang menganut paradigma sehat, jadi mama ke RS atau ke dokter untuk menjaga kesehatan, bukan ketika sudah sakit. Nah mama ini yang bener, tapi di masyarakat masih banyak yang malah sepaham dengan papa.

Salah satu hal yang saya suka dari papa adalah beliau orangnya ‘take it easy’, jadi ga gampang stress dan suka nemu solusi praktis kalo ada masalah. Tapi sayangnya sikap ‘take it easy’nya ini belebihan kalo masalah kesehatan. Memang, ada beberapa penyakit yang self-limited disease, jadi bisa sembuh sendiri dikalahkan sistem imun kita, tanpa perlu obat, cukup bedrest dan perbaiki pola makan, tapi ga semua penyakit kayak gitu. Papa ini kalo ada keluhan suka ga dirasa-rasa dan berusaha ngobatin diri sendiri berdasarkan pengalaman. Nah ini yang jangan ditiru. Penggunaan obat ga boleh sembarangan, meskipun keluhan sama, tapi kondisi metabolisme tubuh belum tentu sama dan bisa malah berinteraksi antagonis dengan obat lain yang sedang diminum.

Tantangan terbesar dokter keluarga adalah mengubah paradigma sakit jadi paradigma sehat. Jadi kalo mau mudik itu emang harus isi amunisi ilmu full-tank dari diagnosis hingga tatalaksana, terutama edukasi. Banyak saudara yang konsultasi kesehatan, pertanyaannya pun random sangat, dan masih banyak anggapan2 salah yang perlu dibenahi. Semoga ilmu ini berkah.

PS. Mohon doa buat papa saya ya, manteman. Jazakumullah khairan katsir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

friends