Minggu, 29 September 2013

Sejak kapan rindu mengenal waktu?
@monstreza

Sabtu, 21 September 2013

Residen2 menyebalkan itu ada supaya kita belajar untuk tidak jadi seperti mereka. Kadang suka kasian kalo berinteraksi sama mereka, kayak ga menikmati hidup, hal2 mudah dipersulit, bawaannya maraaaah terus, nyalahin oraaaang terus, nyuruh2 sambil ga ngebimbing apa2. Pendekatan ke pasiennya juga ga holistik dan komprehensif, dateng2 tetiba nanya hasil pemeriksaan penunjang, lah anamnesis sama pemfis malah ga dilakuin (nanti kalo di daerah ga ada fasilitas pemeriksaan penunjang gimana coba, kakak? Mau langsung rujuk tanpa diagnosis sementara? Gitu? Ckckck). Semoga ga jadi kayak mereka.

Disisi lain ada residen2 yang sholeh, baik, cerdas, rendah hati. Subhanallah. Insya Allah mereka bakal jadi dokter spesialis penyakit dalam yang hebat. Interaksi mereka ke pasien baik, analisisnya mulai dari anamnesis hingga ke pemeriksaan penunjang, menilai kondisi pasien secara holistik dan komprehensif, membimbing kami indikasi tiap pemeriksaan, intepretasinya, cara berpikirnya. Nah, residen2 macam ini bikin kita percaya bahwa filosofi padi emang nyata, semakin berisi semakin menunduk. Semoga bisa meneladani kakak2 yang jenis ini hehe.

Jumat, 13 September 2013

Wajah-wajah menghitung hari

Hahahahahahaha *cuma bisa ketawa waktu rabu lalu masih gelap, kayak tengah malam, pukul 05.15, hujan-hujanan ke RS bawa tas gede berisi bawaan jaga dan buku ilmu ajar pdl jilid III, ketemu Rika di forensik krn parkiran Ogan belum buka.*

Beberapa hari terakhir ini suka ketawa sendiri (?) kalo ngeliat kondisi diri sama kondisi temen2 di pdl. Watir sih emang, wajah-wajah menghitung hari kayak residen semester satu hahaha, tapi excited ngebayangin betapa serunya suatu hari nanti, beberapa tahun lagi, kalo lagi cerita2 pengalaman di pdl, cerita2 betapa kita telah berhasil melalui stase ini dengan happy ending. Insya Allah :)
Semangat, manteman! Sepuluh hari lagi kita jadi senior hahaha.

Minggu, 08 September 2013

Muara Enim

Tiga kalimat yang ga akan terlupakan selama di Muara Enim
"Apo dio idapan kamu tu?" oleh dr. Iskandar.
"Apa keluhannya, ibuuuuuu?" oleh dr. Mumasi.
"Adek nak kakak tulah." oleh ofi yang menirukan 'adek ketemu besak' rahmat.

Detik ketika masuk dan nutup pintu mobil ofi di depan mess, tepat ketika itu saya udah ngerasa kangen dengan segala yang dialami di muara enim. Kangen dengan mess, kangen ketika ronde dan pertanyaan-pertanyaan unpredictable, simple, tapi berbobot yang dikasih dr. Iskandar dari hari pertama senin dua minggu lalu hingga hari terakhir sabtu kemarin, subhanallah keren banget si dr. Iskandar, cerdas banget, pengetahuannya luaaaaaaaaaaas dan beliau lucu, baik hati dan hobi nyanyi pula. Kangen juga ronde dan obrolan poli dr. Mumasi, tentang cerita pengalaman beliau waktu pertama kali jadi kepala puskesmas di daerah terpencil. Kangen tampang ke'cugak'an kak dimas dan kak nucky yang kami tanya-tanyai terus haha. Kangen perawat yang baik hati. Kangen ruang Bu Mustika. Kangen pasien-pasien di ruang Betet. Kangen jalan-jalan ke Lahat terus mampir ke rumah bude dan ngobrol asik dengan mba Lisa, ke Jagungan, ke Sungai Lematang. Kangen perjalanan ke Air Terjun Bedegung di Tanjung Enim yang kata orang cuma sejam perjalanan, tapi ternyata hampir dua jam perjalanan berlika liku. Kangen makan di warung Mang Udi, Bakso Mercon, dan Ayam Penyet Golkar, Nasi Goreng Sriwijaya CLT. Kangen belajar bareng hingga larut di mess, kangen nonton channel TV berkualitas di mess. Kangen makan durian sore-sore di pinggir jalan. Kangen kaka safri dan adek gischan. Kangen kehectican bikin laporan case hingga ga larut malam dan bikin ppt. Kangen nasi uduk nenek. Aaaaaaak. Dua minggu, tapi semua halnya bikin kangen.

... dan tetiba ntar malem udah mulai jaga di IGD RSMH. hahahaha.

Senin, 02 September 2013

Bismillah.
September ini dimulai dengan satu kata lima huruf yang mampu meruntuhkan tembok gengsi (kalo kata Dinta), namun alhamdulillah ada satu kata empat huruf yang menjadi penjaganya, serta satu kata tiga huruf yang jadi media terbaik untuk menyalurkannya. Islam emang indah.

friends