Senin, 24 Februari 2014

Buat laporan kasus dari nol sampai ppt dengan pembimbing yang cerdas, kritis, dan teliti, ditambah baca manajemen laktasi semuanya harus selesai dalam waktu 5 jam saja itu ibarat bikin candi prambanan dalam waktu semalam haha. Semangat, dek koas! Selamat satu tahun lebih lima hari menjalani suka duka menjadi dek koas. Bersyukurlah, ingat masih ada adek siswa dan kakak residen semester satu yang lebih mengkhawatirkan lagi kondisinya haha. Selamat datang bagi adik-adik 2010 yang akan menjadi koas tiga minggu lagi, semoga bisa beradaptasi dengan baik. Lapangkanlah dada, siapkan mental, jaga kondisi fisik, you'll never walk alone. Oiya, tidurlah selagi kalian masih sempat tidur.

Rabu, 19 Februari 2014

Kita sama-sama tahu apa yang kita cari. Saling menemukan dalam ketidaksanggupan adalah aksi gagu. Maka meretas jeda adalah menciptakan ruang gerak. Mempersilakan masing-masing diri memiliki kapasitas untuk tumbuh lebih bijaksana. Jika mampu sudah dirasa, aksi nyata dapat menyalak. Kelak, selama tetap memiliki tujuan yang sama, tanpa mencari pun kita pasti akan berjumpa. Kembali menemukan dalam kefasihan berikrar bersama.

Jeda. Kesanggupan. Dan pertemuan.
@claraarcpus

Selasa, 11 Februari 2014

"I would like to thank my legs for always supporting me." 9GAG

Rasanya kalimat diatas pas banget dengan pengalaman pertama jaga IKA C, meskipun begitu akan saya usahakan hadapi dengan ikhlas dan senyuman, ingat do'a yang tertulis di halaman depan buku catatan stase anak Rika, "Yaa Allah, barakillah, semoga ini menjadi wasilah kepadaMu. Aku tak tahu cara lain lagi, ini jihadku untukMu." Aamiin. Subhanallah, indah banget, ukh :')
"Indonesia butuh dokter-dokter patriotik."
dr. Iskandar Zulkarnain, Sp.OG

Mampir di twitter, kemudian malu. Astagfirullah. Subhanallah banyak sekali teman-teman too good to be true yang karyanya memberi banyak kemaslahatan di lingkungannya (sedangkan saya disini cuma syalala T.T)... dan mayoritas adalah mahasiswa FK UB. Heran mengapa bisa begitu? Saya ngga heran. Saya ingat tahun 2012 saya mempelajari kurikulum yang ada di berbagai FK di dalam dan luar negeri, termasuk kurikulum di FK UB. Hal pertama yang terlintas ketika membaca kurikulum mereka, "Pantes mahasiswanya keren-keren gitu. Subhanallah." Misi FK UB adalah "Merintis Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat di bidang kedokteran terkini serta bermutu". Nilai-nilai yang mereka junjung adalah responsif, efektif dan efisien, suportif, inovatif, dan komitmen. Tidak heran bila nuansa akademiknya diatur sedemikan rupa supaya mahasiswa berpikir kritis, kreatif, dan yang paling penting, peka sama masalah di lingkungannya. Sejak saat itu kalau ada kerabat yang minta saran baiknya masuk jurusan apa dan kuliah dimana, saya sarankan dulu mengetahui dan paham visi misi, kurikulum, nuansa akademik, dan internal fakultas tersebut. 

Ini salah satu trending topic di kalangan tenaga medis yang baru saja dapet penghargaan internasional akhir Januari lalu Klinik Asuransi Premi Sampah. Subhanallah. Jadi inget waktu mas Gamal presentasi di SMSO 2010, ketika saya baru mulai tertarik dengan karya ilmiah.

Hmm. Bagaimana dengan FK Unsri? Ketika saya baca kurikulum kita memiliki visi untuk unggul di bidang kesehatan olahraga dan kedokteran herbal, saya malah jadi bingung, karena selama menempuh pendidikan preklinik, saya pribadi tidak merasa ada tendensi pada kedua bidang tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung dari pihak fakultas. Padahal banyak potensi yang bisa dikembangkan. Suatu lingkungan yang memiliki banyak masalah, seharusnya memicu mahasiswa untuk semakin peka dan kritis dengan masalah yang ada, hal itulah menjadi pondasi awal ditemukannya inovasi-inovasi yang solutif. Kualitas mahasiswanya saya rasa tidak kalah dengan UB, banyak teman2 yang subhanallah juga, tapi (maaf) dalam pandangan saya, masih sedikit yang berniat berprestasi untuk memberi manfaat bagi lingkungan, ada ambisi-ambisi pribadi yang dominan. Sehingga ketika sosok itu masuk klinik, gaungnya tersisa, tapi manfaatnya minimal. Sosok itu terkenal, sudah, sampai situ saja. Manfaat bagi masyarakat sekitar? bisa dibilang hampir tidak ada.

Saya paling bingung kalo ditanya tentang prestasi atau karya, rasanya belum ada yang pantas disebut prestasi atau karya jika hal tersebut tidak memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. Astagfirullahal'adzim. Mungkin Forum Kajian Ilmiah dan Akademik FK Unsri perlu evaluasi internal lagi, meluruskan visi misi organisasi, kita ingin FK Unsri berprestasi, tapi mari kita samakan persepsi tentang makna berprestasi. Sehingga dalam pelaksanaan proker-prokernya pun disertai semangat untuk memberi, semangat untuk bermanfaat. Indah sekali membayangkannya :)
Bismillah.

Sabtu, 08 Februari 2014

"Ngapain dateng ke RS?"
Itu pertanyaan idaman selama 3 hari terakhir ini hehe.

***

Rasanya dua minggu terakhir ini banyak hal yang dilakuin haha. Dua minggu lalu baru sampe di Palembang dari Sekayu, siangnya searching tiket, dapet tiket murah, dan akhirnya memutuskan untuk jadi pulang ke Bandung, dan satu minggu kemudian mesti ujian. Sejak senin minggu lalu draft daftar penguji dan hari penguji udah keluar, insya Allah saya ujian hari senin dan rabu (minggu ini), dan kalo sesuai draft itu, saya dapet penguji bonam. Berhubung jadwal mudik hari rabu sore, maka segala sesuatu yang yang harus dikerjakan seperti syarat-syarat ujian, buat surat izin, urus perpanjangan surat kehilangan SIM C ke kantor polisi, menabung, beli kerupuk, beli pempek, dan lain-lain mesti selesai maksimal rabu siang. Alhamdulillah syarat-syarat ujian udah terpenuhi ketika di Sekayu, presentasi ilmiah bahkan udah selesai ketika belum berangkat ke Sekayu, tapi ada satu hal ga terduga yang terjadi.... buku catatan saya selama 8 minggu menjalani stase obgin ketinggalan di VK RSUD Sekayu -___-

Hal paling logis adalah nitip tolong bawain ke adik-adik akbid muhammadiyah yang lagi tugas disana, yang selama di Sekayu belajar bareng kami disana, tapi saya ga punya samsek nomor salah satu diantara mereka, dan temen2 sepersekayuan juga ga punyaa nomor adik akbid, nomor ayuk bidan di VK juga ga punya, intinya ga punya kontak orang di VK, cuma satu, nomor kontak konsulen, tapi ga mungkin juga minta tolong beliau, secara beliau balik ke Palembang paling cepet hari Kamis. Balik ke Sekayu lebih ga mungkin lagi. Maka satu-satunya hal bisa saya lakukan adalah menulis ulang catatan-catatan penting selama di Obgin dari catatan teman. Haha mecot, cyin. Alhasil dari senin hingga rabu saya nulis terus, di kosan dan di RS, tapi tetep aja, ga selengkap catatan sendiri yang terdahulu. Yaudah, saya pulang ke bandung isi tas buku semua, mau belajar ceritanya haha.

Blablabla, nyampe rumah hari kamis pkl. 00.00, makan dan bercengkrama dengan papa mama sekitar 2 jam, terus tidur. Berhubung pulang ke bandung ini emang udah direncanakan sejak lama, saya udah buat list to do, dan ternyata lumayan banyak, dan sebagian besar mesti selesai kamis, soalnya kamis kemarin itu satu-satunya hari kerja yang tersisa di minggu itu. Alhamdulillah hal-hal penting selesai di hari kamis, termasuk diskusi dengan dr. Yuli (konsulen alumni unsri yang kerja di RS Cibabat) dan dirut RS Cibabat, dan (kebetulan yang luar biasa) salah satu dosen FK unpad yang anaknya lagi kuliah di FKG Unpad tentang rencana saya internship di Jawa Barat. Pencerahan, semoga bisa internship di kawasan Bandung, sesuai keinginan orang tua, kalo saya sebenernya ga masalah mau internship dimana aja. Jumat dan sabtu melengkapi list to do yang belum beres di hari kamis, termasuk ke rumah Pusfa, dan ke rumah Bu Budi, cari kertas untuk sampel buku, belajar desain kilat ke Siska, dan ketemu Tristia. Belajar? Apa itu belajar? ahahaha buku supono dibawa kemana-mana, dibuka dikit doang, tapi alhamdulillah bisa sampai terbaca kalo komponen otot di serviks itu ada 10% hahaha (pertanyaan yang bikin kakak senior jadi Chief koas di Sekayu gegara bisa ngejawab tentang ini).

Kemecotan (duh, jadi sering bilang mecot sejak dari Sekayu) lainnya ketika saya pesen shuttle trans buat ke bandara, berhubung saya penerbangan pertama hari minggu, maximal saya berangkat dari bandung jam 23.00an, tapi full semua hahaha, alhasil saya mesti berangkat jam 18.00 hari Sabtu, itu udah jadwal paling terakhir yang ada, huhu, padahal lumayan kaaaaaan beberapa jam kalo dipake buat ngumpul sama mama papa. Perjalanan lancar banget, jam 21.00 udah di bandara dong. Check in pagi, jadi nyari tempat ngungsi dulu, di mushola Red Point 1A, oke, itu saat yang tepat buat belajar, kalo bisa ga usah tidur, baca aja sampai besok paginya. Yaelaaaaaaaah, wacana doang, jam 23.00 udah ngantuk dan tidur pulas sambil megang pulpen dan ditemani buku sampe jam 03.00. Mecot. Blablabla. Alhamdulillah jam 07.00 udah sampe kosan.

Oiya lupa, hari kamis pas di Bandung itu saya dapat info terbaru tentang penguji, ternyata saya dapet penguji FU dan AR, keduanya terkenal ngilmu, dan ga sebonam penguji sesuai draft SK senin lalu. Berdasarkan pengalaman senior, ujian fantom saya dr. FU mesti paham banget partograf dan distosia bahu, fantomnya fantom buta, koas ga pernah bakal tahu kasus apa yang bakal beliau keluarin, random gitu, mesti siap kasus apapun. Ujian kasus sama dr. AR, kabarnya beliau seneng banget kalo koas bisa jawab tentang PEB dan MgSO4 dari A-Z, berhubung beliau konsulen endokrin dan pakar obssos, mesti paham juga KB, MDGs 2015, pencegahan infeksi, upaya pemerintah menurunkan AKI, dan isu-isu sosial lain dalam bidang obstetri. Hmmm. Saya jawab ke temen yang mengabari "Oke, makasih." Cool banget haha, padahal dalam hati bergumam, "Gimana iniiiiiii?" hahaha.

Senin menghadap dr. FU, dan langsung ujian saat itu juga, tapi di tengah ujian beliau dapet telepon ada OK dan ada rapat, jadi ditunda ujiannya sampe besoknya, Selasa. Sejauh ini aman. Alhamdulillah selasa juga lancar dan lumayan meyakinkan, ga sia-sia di Sekayu digembleng secara intensif tentang partograf sama dr. TFT haha. Selasa itu selesai ujian jam 15,00, dan saya belum nyiapin kasus buat ujian Rabu, terus saya ke VK, ada pasien fisiologis, PEB, dan KPSW. Berhubung penguji saya hobi nanya2 tentang PEB, yaudah saya ambil kasus PEB.

Saya masih nanya2 ke temen2 yang udah lewat obgin dan ujian sama dr. AR, dan Rabu pkl 05.00 saya baru tau kalo pasien PEB mesti ada status emergency-nyaaa hahaha. Gile, jam 06.00 baru beres bikin status, udah baca sih tentang PEB, tapi belum sempat diendapkan, dan beliau pagi itu ronde. Sepanjang ronde baca. Ronde dari jam 08.00 baru beres jam 12.00, terus menghadap beliau, beliau bilang ada rapat jadi Kamis aja ujiannya, alhamdulillah hehe. Fyuh banget. Rencana awal kalo jadi ujian rabu saya pulang ke kosan dengan bahagia, bisa nyuci, bisa nonton Sherlock Holmes season 3, bisa menyelesaikan apa yang ditunda. Allah mungkin tahu saya belum siap buat ujian hari Rabu, alhamdulillah banget diundur Kamis haha.

Kamis insya Allah udah siap, pengen banget ujian hari kamis, biar plong plong plong. Beliau dateng pagi, prognosis ujian hari ini semakin besar kemungkinannya, beliau bilang nanti. Sepanjang penantian itu baca, baca, dan baca, sampe mual haha ngebaca catetan sendiri tentang daftar pertanyaan yang secara statistik sering beliau tanya dan jawabannya udah saya cari, jadi sebenernya tinggal ngapalin aja. Menanti sampai pukul 14.00 dan beliau bilang Jumat aja -.-

Nyampe kosan udah berniat mau istirahat aja, ga akan baca lagi haha, mau nyuci, mau beberes aja, dan ngerjain hal-hal lain selain baca. Butuh refreshing. Beneran saya emang ga baca lagi hingga jumat pagi, ga ngeluarin apa-apa dari tas pokoknya, tinggal konsolidasi memori aja. Alhamdulillah kemarin jadi ujian, dari jam 10 sampe jam 12 hahaa, dari anamnesis pasien di VK, pemeriksaan fisik, terus ke ruang konfre untuk tanya jawab tentang kasus PEB yang akhirnya (seperti diduga) merembet ke MDGs 2015, upaya pemerintah untuk menurunkan AKI, dan lain-lain. Alhamdulillah hari Jumat, jadi beliau jumatan hahaha. Alhamdulillah semuanya lancar dan hasilnya sesuai harapan, horee :) Pagi ini udah request ke temen untuk nanya ke saya "Ngapain dateng ke RS?", pertanyaan yang hanya diajukan untuk temen-temen yang udah selesai ujian :)

Habis obgin insya Allah masuk stase anak. Kalo pake istilah dari The Alchemist bisa jadi ini adalah omen. Alhamdulillah :)

friends