Jumat, 26 Desember 2014

AUG 2014



Pencapaian minggu lalu, menyaksikan teman lama tanding dan dia berhasil berdiri di podium juara I
Nita: Aji, saya Anita, Paus Cimahi
Aji: Oh iyaaa
Nita: Semoga hari ini sukses
Aji: Makasih ya

Sebenernya 'oh iyaaa'-nya Aji ini multitafsir haha. Intonasinya nggak bisa ditebak. Mungkin maknanya 'Hmm.. Apakah saya pernah kenal manusia yang bernama Anita ini ya?' Ya wajar aja sih, saya terakhir latihan bareng Aji waktu kelas 6 SD hahahaha.

BSMI 09 plus plus

Kalo inget ekspresi emosi Senin lalu sepertinya berlebihan sekali hahaha, emang bertepatan dengan jadwal estrogen sedang di puncak sih, tapi beneran, nggak mau banget ngulang koas, nggak mauuuuuu walau hanya sehari pun. Cukup. Segitu udah pas. Unsri nih jadwalnya emang lebih lama dibanding univ lain, mayor 10 minggu, minor 5 minggu, betapa lamanyaaa, kabarnya demi membangun medical skills yang oke, semoga tercapai, aamiin. Oiya, kabarnya angkatan 2011 akan ditambah durasi koasnya, 12 minggu mayor, 6 minggu minor, huow *speechless*, semangat, dek! Bahkan manteman 09 di UI udah sejak Agustus lalu ikutan UKDI, Unpad dan Unila udah November lalu. Yowes, aku rapopo. Udah beres juga hehe. Alhamdulillah.

Alhamdulillah kemarin dapet project khitanan massal dari Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), nggak terlalu banyak sih, masing-masing orang dapet kesempatan untuk mengkhitan 2-3 anak, tapi yang penting adalah ini perdana sebagai bukan-lagi-koas, yes, jadi operator secara mandiri, semoga berkah. Senang :)

Senin, 22 Desember 2014

The Day: Judicium

"Kehidupan koas itu menyenangkan untuk dikenang, bukan untuk diulang."
(Dek koas, sepanjang masa)

Satu tahun sepuluh bulan terakhir ini benar-benar wahana terbaik untuk ngebentuk mental babu dan berbagai hard skills yang bakal berguna di masa depan (?) kayak terbiasa tidur sambil duduk atau bahkan berdiri, tidur di lantai beralaskan kardus (entah mengapa kenikmatannya ngga kalah dengan rasa tidur di hotel bintang lima), berdiri berjam-jam tanpa istirahat ketika follow up bangsal (anak, terutama) atau operasi total hip replacement bareng konsulen, et cetera...... Good times.

Rasanya ingin segera gantung baju koas, bukan karena merasa nista atau hina hahahah, tapi ingin segera lanjut ke check point berikutnyaaaa. Soalnya masih banyak check point yang harus dilalui untuk akhirnya bisa mengabdi seutuhnya, untuk akhirnya bisa mengaplikasikan ilmu untuk masyarakat dengan legalitas.

Kelulusan kepaniteraan klinik a.k.a. ngoas ini dipengaruhi banyak hal, banyaaaaaaaak banget. Terlalu banyak untuk disebutkan. Beneran nggak bisa prediksi, karena dari stase awal hingga akhir nilai akhir stase nggak pernah diumumin secara resmi, kalaupun tau nilainya, itu karena dokter penguji emang ngasih tau atau (kalo emang niat) nanya ke Tata Usaha tiap stase, dan saya tipe orang yang nggak pernah memastikan apakah saya lulus atau nggak, pokoknya yaudah aja (?), dan hal ini yang bikin degdegan di akhir. Fyuuuuuuuh..... sejak selesai ujian forensik sebenarnya udah mulai terasa gangguan napas. Dagdigdug, ngeri banget, masalahnya saya udah tau nilai ujian di stase anak saya kecil dan saya nggak pernah tau apakah nilai-nilai referat, kasus, ujian2 box di stase anak bisa nutupin atau nggak. Aaaaaaak. Dispnea, kussmaul breathing semakin menjadi-jadi sejak Sabtu lalu. Rasanya nggak menjejak ke tanah, ngambang, kayak sebagian nyawa lagi pergi entah kemana, nggak bisa membayangkan apa yang akan terjadi hari Senin dan hari-hari setelahnya. Belajar UKDI pun nggak masuk, baca novel nggak masuk juga. DIkit-dikit narik napas panjang. Parahlah pokoknya. Setiap ketemu kenalan minta doa, ketemu mang becak aja minta doa, ketemu siapapun minta doa. Semakin dekat dengan Senin 22 Desember 2014 pukul 13.00 napas semakin nggak beraturan. Status Line temen-temen semuanya tentang menerima takdir, tentang tawakal, tentang Allah Maha Penolong, saling menyemangati, minta maaf, dan upaya-upaya menenangkan diri lainnya. Nunggu pengumuman UN SMA sama SNMPTN dulu perasaan nggak sebegininya.  


Judicium dipimpin PD I, beliau bilang dunia nggak hancur hanya karena kami belum lulus koas, proses ini bentuk pendewasaan diri. Blablablabla. Intinya begitu, Makin tegang aja. Kami semua ngumpul, pake almamater pula. Mulailah dipanggil nama-nama kami sesuai urutan kelompok koas, saya kelompok no 24.


Nama pertama..... BELUM LULUS.

Semua hening. Astagfirullah, kenapa nama pertama udah dimulai dengan belum lulus??
Nama kedua.... BELUM LULUS
Astagfirullah. Aaaaak. Banyak nama-nama temen yang kami bahkan nggak nyangka mereka belum lulus, mereka pinter, attitude baik, nggak mecot.... mungkin faktor keberuntungan atau emang Allah ngasih wahana pendewasaan diri buat mereka lewat sini. 
....
....
Anita Permatasari..... LULUS
Tanpa aba-aba kaki tangan gemetar dan nangis.
Alhamdulillah Yaa Allah :')
Pue, Adis, dan teman-teman lain yang duduk di sebelah pada ngasih selamat dan nge-pukpuk-in, dan dengan jari masih gemetar hebat, nge-sms mama dan papa, alhamdulillah nggak typo *penting* .... etapi kenapa ini air mata ngga berhenti ngaliiiiiir?!! Alhamdulillah, terharu banget huhuhu. Alhamdulillah Dilla pun lulus. Sedih sih ada dua orang dari tiga belas Ulil Albab yang belum lulus, semoga urusan mereka lancar dan tetep bisa ikut UKDI Batch 1 dengan baik. Alhamdulillah. Semoga check points selanjutnya juga lancar dan bisa dijalani dengan baik.

Demikianlah hari yang emosional ini alhamdulillah bisa berakhir dengan senyuman.

Semoga ilmu yang didapat selama koas berkah. Aamiin.
Jazakumullah khoiran katsiir untuk semua pihak yang telah mendoakan,
Semua ini pasti karena doa-doa kalian :)
Salam

Jumat, 12 Desember 2014

Halo halo, assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah baru saja selesai menjalani stase 4 & 6 (dibaca: for en six) karena tadi mendadak ujian dengan dr. M :) horeeeeeee, padahal masih ada seminggu lagi sebelum benar-benar resmi selesai dari stase ini untuk kemudian yudisium, jadi pengen mudik lagi #eh, lumayan seminggu haha, etapi mending di Palembang aja nonton Asean University Games yang sedang berlangsung di Jakabaring, insya Allah minggu depan jadwal pertandingan renang hehe, siapa tau masih punya kenalan atlet (?).

Semuanya berjalan begitu cepat. Tiga minggu lalu masih dengan khidmat nonton tante-tante sosialita nari Salsa di jalanan KI. Minggu depannya, jam yang sama, makan bubur ayam bareng Mama Papa di rumah. Minggu depannya lagi makan durian (yang optimis banget dikira manis, tapi ternyata nggak) di Lahat sama Papa. Banyak banget yang terjadi, terlalu banyak untuk diceritakan.

Tiap hela napas, tiap detak jantung, tiap impuls SA node di atrium kanan, tiap muatan ATP yang terpakai oleh aktin dan miosin, bahkan jika semua hal itu melafadzkan hamdalah pun rasanya nggak akan pernah cukup mengungkapkan rasa syukur untuk segala hal yang Allah kasih, banyak tak terhingga, alhamdulillah.

dokter muda forensik happy ending with dr. M :)

Tim rekonstruksi tulang BL bersama pembimbing dan penguji kami, dr. M.
Mengidentifikasi tulang iga tidak semudah ekspektasi kami, gitu doang butuh 3 jam!
plus aroma jenazah yang nempel ke setiap serat kain yang kami pakai. 

Surprise cake Vivi dan Rizka yang tidak men-surprise-kan lagi gegara nenek Rizka haha.
Itu muka ke kamera tapi tangan udah fokus ke kue, kelakuan -.-

Semoga sehat dan bahagia selalu dimana pun kita berada.
Semoga selalu ada kabar baik lagi yang menanti di depan.
Semoga berkah semuanyaaaa :)

friends