Selasa, 22 September 2015

Paradigm Shift

Punten baru muncul ke permukaan. Barusan mau posting lanjutan esai ttg rekayasa persepsi peran perempuan blablabla the last ship itu, tapi pas diliat lagi, masih kacau dan amburadul, ingin diedit dulu, tapi entah kapan, soalnya mesti perbanyak baca referensi lagi ternyata hehe *peace*

Hmm.. sekarang saya mau lanjut bahas buku ya, sedikit aja sih, keypoint yang saya ambil dari hasil rangkuman setelah baca kisaran 3 buku (kuning, pink, merah) yang belum semuanya tuntas dibaca. 

Okay. This is about paradigm shift.
Biasanya, kebahagiaan kita dapatkan karena memperoleh sesuatu, mendapatkan hak, diberi, dimengerti, disayang, dicintai, segala sesuatu yang sifatnya pasif. Nah, ketika kita memutuskan untuk menikah, paradigma tersebut harus diubah menjadi bagaimana kebahagiaan hakiki bisa dicapai dengan memberikan sesuatu, melaksanakan kewajiban, memahami, menyayangi, mencintai, segala sesuatu yang sifatnya aktif, lupakan hak-hak kita, minimkan ekspektasi, sehingga ketika pasangan kita melakukan sesuatu untuk kita, sesederhana apapun itu rasanya akan sangat berharga. Hal ini berlaku dalam segala aspek. Klise ya, tapi penting, dan bisa diusahakan kok, insya Allah :)

Semoga bermanfaat. Sampai jumpa lagi.

Kamis, 17 September 2015

Cerdas Finansial

*terektek* *terektek* *melemaskan ruas-ruas jari*

Bismillah, udah pada siap belum menyimak resensi buku hari ini? Hehe, duuuh kok tiba-tiba ingin jadi dubber film yaa? tuh kan belum apa2 udah mulai flight of ideas ._. sorry

Baiklah, saya sistemnya mau random gapapa ya? Sakaingetna dan seinginnya. Daaan per buku akan dibagi menjadi beberapa tulisan, yakali da saya mah ngga sanggup kalau langsung sebuku setulisan hahaha renta. Buku pertama berjudul Cerdas Finansial ala Keluarga Muslim, maaf lupa yang nulisnya siapa. Hari ini saya mau kasih point2nya aja ya, super singkat, tapi insya Allah cukup jelas, kalau ada yang mau ditanya, diskusi di komentar aja (siapa juga yang mau nanya wkwkwkwk dan siapa juga yang mau jawab -______-). 

Apa yang harus kita lakukan dalam manajemen finansial?
1. Analisis kondisi keuangan
2. Buat rencana keuangan, termasuk target2 pencapaian beserta waktunya
3. Implementasi. Laksanain yang udah direncanain. Jangan di kertas aja muahahaha
4. Monitoring. Dicatat, evaluasi berkala, struk2 belanja kalau bisa diarsipin juga.

Pengeluaran (ini diurutkan berdasarkan prioritas:
1. Zakat/infaq/sedekah
2. Hutang (cicilan-cicilan)
3. Tabungan (termasuk disini asuransi pendidikan anak, tabungan haji)
4. Kebutuhan pokok

Cerdas Finansial
1. Pengendalian dalam pembelanjaan (butuh vs ingin, efisien dan efektif)
2. Disiplin dalam menabung
3. Disiplin dalam menghasilkan uang


Demikian dulu, maaf buru-buru. Bye.

Selasa, 15 September 2015

Mau jadi dokter apa?

Berikut ini versi sangat singkat tulisan ketika muda *merasa tua* tapi problemnya emang sedang hangat diperbincangkan, dan akan selalu dinamis, serta jadi bahan pertimbangan buat para dek koas dan mungkin para petinggi yg mau 'mengarahkan' tren spesialistik dokter di Indonesia, selamat membaca..

Klik disini --> spektrum online

Spoiler

Assalamu'alaikum, jumpa lagiii... *lambai-lambai tangan*
Insya Allah dalam beberapa waktu ke depan saya mau coba meresensi beberapa *sok kebanyakan buahahaha* buku yang sudah dan/atau sedang saya baca. Ada yang memang bukunya saya punya, ada juga buku pinjaman, dan ada juga yang cuma saya baca sampai tamat di toko buku (maafin Nita, Yaa Allah..)


Senin, 14 September 2015

Film Sedih

Kemarin iseng buka folder video, di dalamnya ada banyak folder, salah satunya folder "belum ditonton", isinya ada folder-folder lagi haha, ada folder "film sedih", "Exam (2009)", "How to Train Your Dragon 2 (2014)", "Reasonable Doubt (2014)", dan "Step Up All In (2014)".

Mayoritas film-film tersebut dipasok oleh Agitha, cuma satu yang bukan, yaitu folder "film sedih" hahahaha, itu dari Admil. Mintanya udah sejak Juni 2014, emang saya sengaja minta film sedih haha, tapi setiap buka folder itu, momentnya selalu sedang ngga sanggup buat nangis (?), jadi selalu batal ditonton.

Folder film sedih itu isinya cuma satu film, yaitu Miracle in cell no.7, film korea, durasinya sekitar 120 menit. Kemarin, di hari minggu yang cerah dan berbahagia, saya nonton film itu.

.... 
....
....

BENERAN,
SEDIH BANGEEEEEETS!!!!! 
Saya sampai nangis sesegukan persisten derajat berat,
aseli, sedihnya sampai ke relung jiwa, lubuk hati yang terdalam porak poranda :'( 


Sekarang, film itu udah saya pindahin dari folder "belum ditonton" ke folder "film sepanjang masa". Bagus.

Minggu, 13 September 2015

Is marriage like dating?




by Nouman Ali Khan

"Forget about your rights, worry about your obligations."
Well said, Sir.

Rekayasa Persepsi Peran Perempuan dalam Lingkungan Sosial, Serupa Rekayasa Genetika pada Film Serial The Last Ship (part 1)

Siang itu Saya tengah mencari literatur menarik sebagai sumber referensi dalam pembuatan esai yang saat ini ada di hadapan Anda. Saya mengetik kata “perempuan” pada mesin pencari online, saya membiarkannya sejenak, kemudian sepersekian detik berikutnya sang mesin pencari pintar tersebut merekomendasikan satu dua kata setelah kata perempuan yang telah saya ketikkan. Saya cukup kaget, karena frase yang muncul adalah “perempuan cantik”, “perempuan seksi”, dan “perempuan bergairah 1982”. Tak jauh beda ketika saya mengetikkan kata “wanita” pada mesin pencari yang sama, frase yang muncul kemudian adalah “wanita malam”, “wanita seksi”, dan “wanita bahagia”. Saya menatap layar monitor sembari menghela napas sejenak. Apakah perempuan selalu identik dengan ekploitasi fisik? Apakah perempuan hanya satu bentuk komoditas untuk dinikmati? Clearly, something wrong happened.

Perempuan di Mata Perempuan


Ada golongan perempuan yang menganggap perempuan hebat adalah perempuan sholehah dan cerdas, serta taat pada suaminya, mampu mendidik anak-anaknya menjadi generasi mukmin sejati yang rahmatan lil’alamin, mampu mengatur keuangan keluarga, indikator keberhasilannya adalah keluarga yang bahagia. Beberapa kelompok tertentu memiliki pendapat lain, baginya perempuan itu mesti berpendidikan tinggi, mengejar cita-cita setinggi langit, mampu bersaing dengan para lelaki, bermanfaat langsung dalam pengambilan kebijakan yang berpengaruh besar dalam kehidupan bermasyarakat, indikator keberhasilannya adalah posisi jabatan strategis dalam suatu instansi. Ada pula perempuan lain yang berpikiran bahwa perempuan pantas untuk dikagumi khalayak ramai sebagai bentuk syukurnya kepada Tuhan atas nikmat keelokan tubuh yang diberikan padanya, sehingga dengan berbagai upaya dia ingin tampil menjadi hiburan khalayak ramai, indikator keberhasilannya adalah berhasil menjadi selebriti yang terkenal. Itu baru tiga persepsi, mungkin Anda pun memiliki pendapat lain mengenai bagaimana deskripsi perempuan hebat. Itulah manusia dengan keanekaragaman pikirannya. Lalu, mana yang benar? Mana yang baik?


kelanjutannya akan dipublikasi minggu depan, insya Allah.

Rabu, 09 September 2015

Uji Ingatan*

Assalamu'alaikum, semuanyaaaah
Khanmaiiiiiiiin, udah lama banget ngga meng-apa-apa-kan blog ini, kayak ngga berpenghuni, berbeda kondisi dengan hati saya yang sudah ada penghuninya #eaaak #naonsih, yaaa ini pun agak maksain nulis, makanya prolognya aneh begini, sampai kata terakhir ini masih cari ide mau nulis apa.

Terlalu banyak hal yang udah terjadi, terutama sejak mulai berdomisili di Bandung. Sesungguhnya ingin diceritakan, tapi entah kenapa susah dijewantahkan dalam tulisan euy, terlalu melibatkan amygdala. Daaaan,... sampai kata ini masih belum ada ide juga mau nulis apa. 

Hmm.. Oh! Kemarin ada kejadian notes kecil saya ketumpahan air, nah, demi menjaga kebermanfaatannya, saya mau coba nulis ulang sesuatu yang pernah saya tulis disitu aja, catatan ketika menghadiri suatu majelis, tapi semuanya berdasarkan ingatan aja gapapa ya, soalnya beneran udah ngga kebaca lagi tulisannya hehe. Maafkan kalau agak flight of ideas. 

Jadi suatu pagi, dapet info (lupa dari siapa, semoga Allah bales kebaikannya) kalau ada kajian di Masjid Al-Aqobah, Pusri. Judulnya "Membangun Keluarga Bahagia, Belajar dari Sirah Nabawiyah", menarik, kan? haha. Alhamdulillah sedang tidak jaga, yaudah saya langsung ke TKP aja kecepatan 80km/jam #yakali konstan. Nah, daripada PHP, saya langsung kasih tau aja sekarang yaa, ternyata oh ternyataa dalam pelaksanaannya, kajian ini ngga ada menyinggung2 tentang sirah hahahaha, tapi tetap menarik dan bermanfaat kok, soalnya sang pemateri adalah konsultan pernikahan, jadi beliau lebih banyak cerita tentang realita dan petunjuk yang aplikatif. Ini ngga akan berbentuk narasi ya, soalnya lupa lupa inget euy.

Bismillah.

Niat menikah paling utama, karena semua amal tergantung niatnya, beberapa diantaranya adalah mengharap ridha Allah, melaksanakan sunnah Rasul, menghindari maksiat. Niat mesti diluruskan tiap saat, baik pranikah, saat menikah, maupun ketika sudah menjalani pernikahan.

Pranikah
Tentang memilih pasangan
Nah, mesti sesuai sunnah rasul dan ikhlas. Maksudnya sesuai sunnah rasul adalah cari pasangan yang sholeh/ah itu harus, kriteria lainnya sesuai selera. Kita mau pilih yang cantik/ganteng, baik, rajin menabung, jago nari salsa, kolektor perangko, atau apapun.... silakaaan, manggaaaa, ngga ada yang larang, yang penting sholeh/sholehah-nya terpenuhi. Ikhlas disini maksudnya mengharapkan pada Allah pasangan yang sesuai yang kita inginkan, bukan berharap pada yang lain.

Kriteria kesiapan menikah
1. Baligh (jelas ya, siap secara fisiologis, organ-organ reproduksi udah fungsional)
2. Pantas
Case 1: Ada pria usia 27 tahun, mapan, tapi bangun masih mesti dibangunin, hobi foya-foya, masih ngga bertanggung jawab sama benda-bendanya sendiri. Udah pantas menikah, belum?
Case 2: Ada pria usia 20 tahun, masih kuliah, kerja serabutan, rajin menabung meskipun dikit, bertanggung jawab, semangat kerja. Udah pantas menikah, belum?
Yak... intinya, masalah kepantasan ini keywordnya adalah akhlak. Solusinya senantiasa memantaskan diri, jadi pribadi yang lebih baik.
3. Paham hukum pernikahan atau fiqih munakahat

Menikah
Menjadi suami/istri
1. Respect terhadap perbedaan
Perempuan dan laki-laki beda secara anatomis, fisiologis, dan psikologis. Masing-masing mesti saling paham dan ngga memaksakan kehendak atau pola pikir.
2. Interdependent
Suami istri mesti saling bergantung (sebaiknya ngga ada yang dominan dan resesif), open minded, musyawarah.
2. Paham hak dan kewajiban suami/istri
Kewajiban suami: Menafkahi, membimbing istri jadi lebih baik (kalau istrinya makin sholehah artinya seiring berjalannya waktu suami juga mesti makin sholeh), menggauli istri secara ma'ruf (ngga gampang marah).
Kewajiban istri: Ta'at  (singkat, padat, jelas, dan jleb!) dan membahagiakan suami (frase yang luas dan dalam haha, mesti kreatif dan inovatif!) bukan malah membahagiakan orang lain, contoh: dandan ketika keluar rumah, bukannya pas di rumah.
3. Menyediakan agenda khusus berdua, tujuannya memelihara dan menjaga keharmonisan
Banyak pasangan suami istri yang pergi berdua hanya karena setting kegiatan sosial. Misal, ke undangan bareng, atau hadir kantor ngadain agenda gathering keluarga sekantor. Mestinya tetep mengagendakan khusus berduaan di luar setting sosial. Ya emang sengaja pergi berdua berbahagia bersama, bukan karena diundang berdua.

Menjadi orangtua
1. Menantikan kehadiran anak dengan bahagia
Kata sang pemateri, biasanya anak pertama begini, tapi pas anak kedua dan seterusnya suka hilang sense kebahagiaan menantikan kehadiran anaknya. Hmm.. semoga ngga yaa.
2. Memberikan nama yang baik
3. ---- lupa banget ----
4. Berlaku adil
5. Berdo'a yang baik setiap waktu
6. Mendidik dengan pendidikan yang benar.
Maksudnya memberi teladan, membiasakan hal baik, menanamkan nilai-nilai islami.
7. ---- lupa banget----
8. Sex education
Goal-nya adalah anak-anak paham bahwa....
Laki-laki yang baik itu laki-laki yang mampu jadi suami dan ayah yang baik
Perempuan yang baik itu perempuan yang mampu jadi istri dan ibu yang baik

Sesi tanya jawab:
Akhwat X: Ustadz, definisi mapan tuh apa ya? Soalnya saya liat kondisi sekarang akhwat banyak yang mau nikah terhambat dengan paradigma ikhwan yang merasa belum mapan? *tepuk tangan buat mbak ini yang mau curcol di forum besar*
Ustadz: Mapan ngga ada batasan tertentu berupa kekayaan atau pekerjaan, mapan adalah komitmen untuk bertanggung jawab sebagai suami dan ayah.

Demikian. Wallahu'alam. 
Hahahahaha. Maaf ada yang lupa-lupa.
Semoga bermanfaat. Aaaamiiin.

* judul ditentukan setelah selesai nulis

Cleanliness and Productivity

Maaf gede biar jelas hehe

Productive Muslimah

Semoga bermanfaat, ukh! :)
#penyegaranblog #akhirnyaupdatejuga #meskipunrepost

friends