Selasa, 22 September 2015

Paradigm Shift

Punten baru muncul ke permukaan. Barusan mau posting lanjutan esai ttg rekayasa persepsi peran perempuan blablabla the last ship itu, tapi pas diliat lagi, masih kacau dan amburadul, ingin diedit dulu, tapi entah kapan, soalnya mesti perbanyak baca referensi lagi ternyata hehe *peace*

Hmm.. sekarang saya mau lanjut bahas buku ya, sedikit aja sih, keypoint yang saya ambil dari hasil rangkuman setelah baca kisaran 3 buku (kuning, pink, merah) yang belum semuanya tuntas dibaca. 

Okay. This is about paradigm shift.
Biasanya, kebahagiaan kita dapatkan karena memperoleh sesuatu, mendapatkan hak, diberi, dimengerti, disayang, dicintai, segala sesuatu yang sifatnya pasif. Nah, ketika kita memutuskan untuk menikah, paradigma tersebut harus diubah menjadi bagaimana kebahagiaan hakiki bisa dicapai dengan memberikan sesuatu, melaksanakan kewajiban, memahami, menyayangi, mencintai, segala sesuatu yang sifatnya aktif, lupakan hak-hak kita, minimkan ekspektasi, sehingga ketika pasangan kita melakukan sesuatu untuk kita, sesederhana apapun itu rasanya akan sangat berharga. Hal ini berlaku dalam segala aspek. Klise ya, tapi penting, dan bisa diusahakan kok, insya Allah :)

Semoga bermanfaat. Sampai jumpa lagi.

Kamis, 17 September 2015

Cerdas Finansial

*terektek* *terektek* *melemaskan ruas-ruas jari*

Bismillah, udah pada siap belum menyimak resensi buku hari ini? Hehe, duuuh kok tiba-tiba ingin jadi dubber film yaa? tuh kan belum apa2 udah mulai flight of ideas ._. sorry

Baiklah, saya sistemnya mau random gapapa ya? Sakaingetna dan seinginnya. Daaan per buku akan dibagi menjadi beberapa tulisan, yakali da saya mah ngga sanggup kalau langsung sebuku setulisan hahaha renta. Buku pertama berjudul Cerdas Finansial ala Keluarga Muslim, maaf lupa yang nulisnya siapa. Hari ini saya mau kasih point2nya aja ya, super singkat, tapi insya Allah cukup jelas, kalau ada yang mau ditanya, diskusi di komentar aja (siapa juga yang mau nanya wkwkwkwk dan siapa juga yang mau jawab -______-). 

Apa yang harus kita lakukan dalam manajemen finansial?
1. Analisis kondisi keuangan
2. Buat rencana keuangan, termasuk target2 pencapaian beserta waktunya
3. Implementasi. Laksanain yang udah direncanain. Jangan di kertas aja muahahaha
4. Monitoring. Dicatat, evaluasi berkala, struk2 belanja kalau bisa diarsipin juga.

Pengeluaran (ini diurutkan berdasarkan prioritas:
1. Zakat/infaq/sedekah
2. Hutang (cicilan-cicilan)
3. Tabungan (termasuk disini asuransi pendidikan anak, tabungan haji)
4. Kebutuhan pokok

Cerdas Finansial
1. Pengendalian dalam pembelanjaan (butuh vs ingin, efisien dan efektif)
2. Disiplin dalam menabung
3. Disiplin dalam menghasilkan uang


Demikian dulu, maaf buru-buru. Bye.

Selasa, 15 September 2015

Mau jadi dokter apa?

Berikut ini versi sangat singkat tulisan ketika muda *merasa tua* tapi problemnya emang sedang hangat diperbincangkan, dan akan selalu dinamis, serta jadi bahan pertimbangan buat para dek koas dan mungkin para petinggi yg mau 'mengarahkan' tren spesialistik dokter di Indonesia, selamat membaca..

Klik disini --> spektrum online

Spoiler

Assalamu'alaikum, jumpa lagiii... *lambai-lambai tangan*
Insya Allah dalam beberapa waktu ke depan saya mau coba meresensi beberapa *sok kebanyakan buahahaha* buku yang sudah dan/atau sedang saya baca. Ada yang memang bukunya saya punya, ada juga buku pinjaman, dan ada juga yang cuma saya baca sampai tamat di toko buku (maafin Nita, Yaa Allah..)


Senin, 14 September 2015

Film Sedih

Kemarin iseng buka folder video, di dalamnya ada banyak folder, salah satunya folder "belum ditonton", isinya ada folder-folder lagi haha, ada folder "film sedih", "Exam (2009)", "How to Train Your Dragon 2 (2014)", "Reasonable Doubt (2014)", dan "Step Up All In (2014)".

Mayoritas film-film tersebut dipasok oleh Agitha, cuma satu yang bukan, yaitu folder "film sedih" hahahaha, itu dari Admil. Mintanya udah sejak Juni 2014, emang saya sengaja minta film sedih haha, tapi setiap buka folder itu, momentnya selalu sedang ngga sanggup buat nangis (?), jadi selalu batal ditonton.

Folder film sedih itu isinya cuma satu film, yaitu Miracle in cell no.7, film korea, durasinya sekitar 120 menit. Kemarin, di hari minggu yang cerah dan berbahagia, saya nonton film itu.

.... 
....
....

BENERAN,
SEDIH BANGEEEEEETS!!!!! 
Saya sampai nangis sesegukan persisten derajat berat,
aseli, sedihnya sampai ke relung jiwa, lubuk hati yang terdalam porak poranda :'( 


Sekarang, film itu udah saya pindahin dari folder "belum ditonton" ke folder "film sepanjang masa". Bagus.

Minggu, 13 September 2015

Is marriage like dating?




by Nouman Ali Khan

"Forget about your rights, worry about your obligations."
Well said, Sir.

Rekayasa Persepsi Peran Perempuan dalam Lingkungan Sosial, Serupa Rekayasa Genetika pada Film Serial The Last Ship (part 1)

Siang itu Saya tengah mencari literatur menarik sebagai sumber referensi dalam pembuatan esai yang saat ini ada di hadapan Anda. Saya mengetik kata “perempuan” pada mesin pencari online, saya membiarkannya sejenak, kemudian sepersekian detik berikutnya sang mesin pencari pintar tersebut merekomendasikan satu dua kata setelah kata perempuan yang telah saya ketikkan. Saya cukup kaget, karena frase yang muncul adalah “perempuan cantik”, “perempuan seksi”, dan “perempuan bergairah 1982”. Tak jauh beda ketika saya mengetikkan kata “wanita” pada mesin pencari yang sama, frase yang muncul kemudian adalah “wanita malam”, “wanita seksi”, dan “wanita bahagia”. Saya menatap layar monitor sembari menghela napas sejenak. Apakah perempuan selalu identik dengan ekploitasi fisik? Apakah perempuan hanya satu bentuk komoditas untuk dinikmati? Clearly, something wrong happened.

Perempuan di Mata Perempuan


Ada golongan perempuan yang menganggap perempuan hebat adalah perempuan sholehah dan cerdas, serta taat pada suaminya, mampu mendidik anak-anaknya menjadi generasi mukmin sejati yang rahmatan lil’alamin, mampu mengatur keuangan keluarga, indikator keberhasilannya adalah keluarga yang bahagia. Beberapa kelompok tertentu memiliki pendapat lain, baginya perempuan itu mesti berpendidikan tinggi, mengejar cita-cita setinggi langit, mampu bersaing dengan para lelaki, bermanfaat langsung dalam pengambilan kebijakan yang berpengaruh besar dalam kehidupan bermasyarakat, indikator keberhasilannya adalah posisi jabatan strategis dalam suatu instansi. Ada pula perempuan lain yang berpikiran bahwa perempuan pantas untuk dikagumi khalayak ramai sebagai bentuk syukurnya kepada Tuhan atas nikmat keelokan tubuh yang diberikan padanya, sehingga dengan berbagai upaya dia ingin tampil menjadi hiburan khalayak ramai, indikator keberhasilannya adalah berhasil menjadi selebriti yang terkenal. Itu baru tiga persepsi, mungkin Anda pun memiliki pendapat lain mengenai bagaimana deskripsi perempuan hebat. Itulah manusia dengan keanekaragaman pikirannya. Lalu, mana yang benar? Mana yang baik?


kelanjutannya akan dipublikasi minggu depan, insya Allah.

Rabu, 09 September 2015

Uji Ingatan*

Assalamu'alaikum, semuanyaaaah
Khanmaiiiiiiiin, udah lama banget ngga meng-apa-apa-kan blog ini, kayak ngga berpenghuni, berbeda kondisi dengan hati saya yang sudah ada penghuninya #eaaak #naonsih, yaaa ini pun agak maksain nulis, makanya prolognya aneh begini, sampai kata terakhir ini masih cari ide mau nulis apa.

Terlalu banyak hal yang udah terjadi, terutama sejak mulai berdomisili di Bandung. Sesungguhnya ingin diceritakan, tapi entah kenapa susah dijewantahkan dalam tulisan euy, terlalu melibatkan amygdala. Daaaan,... sampai kata ini masih belum ada ide juga mau nulis apa. 

Hmm.. Oh! Kemarin ada kejadian notes kecil saya ketumpahan air, nah, demi menjaga kebermanfaatannya, saya mau coba nulis ulang sesuatu yang pernah saya tulis disitu aja, catatan ketika menghadiri suatu majelis, tapi semuanya berdasarkan ingatan aja gapapa ya, soalnya beneran udah ngga kebaca lagi tulisannya hehe. Maafkan kalau agak flight of ideas. 

Jadi suatu pagi, dapet info (lupa dari siapa, semoga Allah bales kebaikannya) kalau ada kajian di Masjid Al-Aqobah, Pusri. Judulnya "Membangun Keluarga Bahagia, Belajar dari Sirah Nabawiyah", menarik, kan? haha. Alhamdulillah sedang tidak jaga, yaudah saya langsung ke TKP aja kecepatan 80km/jam #yakali konstan. Nah, daripada PHP, saya langsung kasih tau aja sekarang yaa, ternyata oh ternyataa dalam pelaksanaannya, kajian ini ngga ada menyinggung2 tentang sirah hahahaha, tapi tetap menarik dan bermanfaat kok, soalnya sang pemateri adalah konsultan pernikahan, jadi beliau lebih banyak cerita tentang realita dan petunjuk yang aplikatif. Ini ngga akan berbentuk narasi ya, soalnya lupa lupa inget euy.

Bismillah.

Niat menikah paling utama, karena semua amal tergantung niatnya, beberapa diantaranya adalah mengharap ridha Allah, melaksanakan sunnah Rasul, menghindari maksiat. Niat mesti diluruskan tiap saat, baik pranikah, saat menikah, maupun ketika sudah menjalani pernikahan.

Pranikah
Tentang memilih pasangan
Nah, mesti sesuai sunnah rasul dan ikhlas. Maksudnya sesuai sunnah rasul adalah cari pasangan yang sholeh/ah itu harus, kriteria lainnya sesuai selera. Kita mau pilih yang cantik/ganteng, baik, rajin menabung, jago nari salsa, kolektor perangko, atau apapun.... silakaaan, manggaaaa, ngga ada yang larang, yang penting sholeh/sholehah-nya terpenuhi. Ikhlas disini maksudnya mengharapkan pada Allah pasangan yang sesuai yang kita inginkan, bukan berharap pada yang lain.

Kriteria kesiapan menikah
1. Baligh (jelas ya, siap secara fisiologis, organ-organ reproduksi udah fungsional)
2. Pantas
Case 1: Ada pria usia 27 tahun, mapan, tapi bangun masih mesti dibangunin, hobi foya-foya, masih ngga bertanggung jawab sama benda-bendanya sendiri. Udah pantas menikah, belum?
Case 2: Ada pria usia 20 tahun, masih kuliah, kerja serabutan, rajin menabung meskipun dikit, bertanggung jawab, semangat kerja. Udah pantas menikah, belum?
Yak... intinya, masalah kepantasan ini keywordnya adalah akhlak. Solusinya senantiasa memantaskan diri, jadi pribadi yang lebih baik.
3. Paham hukum pernikahan atau fiqih munakahat

Menikah
Menjadi suami/istri
1. Respect terhadap perbedaan
Perempuan dan laki-laki beda secara anatomis, fisiologis, dan psikologis. Masing-masing mesti saling paham dan ngga memaksakan kehendak atau pola pikir.
2. Interdependent
Suami istri mesti saling bergantung (sebaiknya ngga ada yang dominan dan resesif), open minded, musyawarah.
2. Paham hak dan kewajiban suami/istri
Kewajiban suami: Menafkahi, membimbing istri jadi lebih baik (kalau istrinya makin sholehah artinya seiring berjalannya waktu suami juga mesti makin sholeh), menggauli istri secara ma'ruf (ngga gampang marah).
Kewajiban istri: Ta'at  (singkat, padat, jelas, dan jleb!) dan membahagiakan suami (frase yang luas dan dalam haha, mesti kreatif dan inovatif!) bukan malah membahagiakan orang lain, contoh: dandan ketika keluar rumah, bukannya pas di rumah.
3. Menyediakan agenda khusus berdua, tujuannya memelihara dan menjaga keharmonisan
Banyak pasangan suami istri yang pergi berdua hanya karena setting kegiatan sosial. Misal, ke undangan bareng, atau hadir kantor ngadain agenda gathering keluarga sekantor. Mestinya tetep mengagendakan khusus berduaan di luar setting sosial. Ya emang sengaja pergi berdua berbahagia bersama, bukan karena diundang berdua.

Menjadi orangtua
1. Menantikan kehadiran anak dengan bahagia
Kata sang pemateri, biasanya anak pertama begini, tapi pas anak kedua dan seterusnya suka hilang sense kebahagiaan menantikan kehadiran anaknya. Hmm.. semoga ngga yaa.
2. Memberikan nama yang baik
3. ---- lupa banget ----
4. Berlaku adil
5. Berdo'a yang baik setiap waktu
6. Mendidik dengan pendidikan yang benar.
Maksudnya memberi teladan, membiasakan hal baik, menanamkan nilai-nilai islami.
7. ---- lupa banget----
8. Sex education
Goal-nya adalah anak-anak paham bahwa....
Laki-laki yang baik itu laki-laki yang mampu jadi suami dan ayah yang baik
Perempuan yang baik itu perempuan yang mampu jadi istri dan ibu yang baik

Sesi tanya jawab:
Akhwat X: Ustadz, definisi mapan tuh apa ya? Soalnya saya liat kondisi sekarang akhwat banyak yang mau nikah terhambat dengan paradigma ikhwan yang merasa belum mapan? *tepuk tangan buat mbak ini yang mau curcol di forum besar*
Ustadz: Mapan ngga ada batasan tertentu berupa kekayaan atau pekerjaan, mapan adalah komitmen untuk bertanggung jawab sebagai suami dan ayah.

Demikian. Wallahu'alam. 
Hahahahaha. Maaf ada yang lupa-lupa.
Semoga bermanfaat. Aaaamiiin.

* judul ditentukan setelah selesai nulis

Cleanliness and Productivity

Maaf gede biar jelas hehe

Productive Muslimah

Semoga bermanfaat, ukh! :)
#penyegaranblog #akhirnyaupdatejuga #meskipunrepost

Kamis, 13 Agustus 2015

The most lovable person in the world: Mama

Sayang. Sayaaaang banget sama beliau. Moga mama disayang Allah.

Minggu, 09 Agustus 2015

The best feeling of being a doctor is when your patient give you a sincere smile and also give you the best wish "Semoga diberkahi Allah dalam segala hal, dok :)"

Berkah. Love this word.

Selasa, 21 Juli 2015

Anhedonia state*

Suatu kondisi ketika sedang tidak ingin apa-apa karena sudah merasa utuh, merasa cukup, merasa menemukan tujuan hidup yang hakiki. Ingin masuk surga lewat jalur ini, berusaha jadi sosok yang mampu mena'ati, mendampingi, memahami, merawat, menopang, dan memanjakan. Bismillah.. semoga Allah ridha.

*istilah ngarang-ngarang sendiri 

Minggu, 05 Juli 2015

Slowing the stirs

'A student asked his teacher: ‘If the shaytan (devil) is locked up during Ramadan, why do people still do bad things?’ The teacher answered: ‘What happens when you stir a cup of coffee for a long time? After you take the spoon out the coffee continues to stir on its own, right? Shaytan is that stirrer and we are his coffee. Our bad habits continue to stir even when he is away.' (source unknown)

A well-written perception, click here to know more.

Kamis, 02 Juli 2015

I am an INTP

Ngga mau ribet. Flight of ideas.
Sekali jatuh, jatuh sejatuh-jatuhnya, ehe.

Taubat Sambal, serupa Pemberian Antibiotik secara Irrasional

"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang bertakwa" QS Ali Imron: 133

"(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan." QS Ali Imron: 134

"dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui." QS Ali Imron: 135

***

Menyoal taubat selalu bikin saya ketar ketir. Khawatir. Khawatir taubat saya ngga diterima.
Minggu lalu saya ngga sengaja menyadari bahwa saya telah beberapa kali melakukan hal-hal yang tidak baik, sesuatu yang pantas disebut maksiat (melakukan hal yang dilarang Allah). Iya, ngga sengaja sadar. Soalnya saya tidak sedang mencari tahu perihal tersebut. Tamparan pertama, ketika saya baca biografi Hamka yang ditulis oleh anaknya Irfan Hamka, judul bukunya "Ayah". Tamparan kedua, ketika saya mampir ke dashboard tumblr. Tamparan ketiga, ketika saya baca buku Tarbiyah Dzatiyah. Selama ini, saya dengan pengetahuan yang nol ini selalu menganggap hal tersebut tidak salah, logika saya selalu punya alasan pembenaran untuk hal yang saya lakukan tersebut. Hiks.

Ada pembenaran menyoal taubat dengan logika bodoh dan salah yang saya buat-buat sendiri
1. Allah itu Maha Pengampun, insya Allah dosa saya bakal diampuni, no matter what, tinggal mohon ampunan aja, bertekad sih untuk ngga ngelakuin lagi, tapi ya kan kalo khilaf mau digimanain lagi, namanya juga manusia. *evil smirk* *dengan berpegang teguh pada prinsip ini, ujung-ujungnya ngelakuin lagi* 
2. Kalau kita ngga tau suatu hal itu salah atau bener, berarti kita ngga dosa, kan ngga tau. Yaudah. Saya ngga perlu cari tau lah, daripada ternyata hal itu salah, kan malah jadi dosa. *evil smirk bigger*
3. Ada masa ketika saya menyadari "kayaknya hal ini salah deh", terus saya cari tau hukumnya, ternyata ada berbagai macam pendapat ulama, ada yang bilang boleh, ada yang bilang ngga boleh, yaudah, saya ambil yang bilang boleh. *evil smirk bigger and bigger*

Parah, ya?
Jahat.
Super jahat.
Astagfirullah.

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya." QS. At-Tahrim:8

Dari apa yang saya tangkap dari QS. Ali-Imron: 135, sebenernya prinsip taubat yang sebenarnya itu cukup sederhana (tapi aplikasinya ngga gampang, indeed). Jelas caranya.
1. Segera ingat Allah, menyesali apa yang udah dilakukan
2. Segera mohon ampun pada Allah
3. Berhenti melakukan dosa tsb
4. Bertekad ngga akan melakukan dosa tsb lagi. Ever.

Segera. Harus segera. Sebelum terlambat. *inget adzan maghrib di trans tv*

Iman naik turun. Ada kalanya udah bertekad gitu. Masiiiiih aja khilaf atau godaan untuk melakukan dosa itu lagi muncul lagi, even stronger. Mungkin tekadnya kurang kuat. Terjadi lagi. Taubat lagi. Terjadi lagi. Taubat lagi. 

Jadinya bukan taubat yang sesungguhnya, tapi taubat sambal. Ini akibat logika salah nomer satu. Ini berbahaya. Lama kelamaan pikiran kita jadi resisten terhadap dosa yang kita lakuin. Endingnya bisa-bisa hal tersebut ngga kita anggap sesuatu yang salah lagi. Na'udzubillahi min dzaliik. Hiks

Serupa dengan penggunaan antibiotik yang ngga tepat cara guna dan ngga tepat dosis, kuman yang mestinya dibasmi, malah jadi makin kuat. Butuh taraf dosa yang lebih besar lagi untuk menggerakkan kita bertaubat. Butuh upaya taubat yang lebih ekstra lagi untuk benar-benar taubat yang sebenarnya. Taubat yang seharusnya bisa menyucikan, tapi kalo ngga tepat cara guna, malah bikin pemikiran jahat kita resisten taubat.

Astagfirullah.
And Allah knows best.

ga.ku.mi

Kangen menghayal tingkat tinggi bareng cor gakumi
Sampai jumpa 2022, insya Allah!

Minggu, 28 Juni 2015

#DOTD (Du'a of The Day)

"La ilaha illa Anta, subhanaKa, inni kuntu minazh zhalimin; Tiada Ilah sesembahan haq selain Engkau Maha Suci Engkau; sungguh aku termasuk orang yang berbuat aniaya.” {QS 21: 87} 

"Rabbana zhalamna anfusana, wa in lam taghfir lana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin.. Duhai Rabb kami, kami telah menganiaya diri sendiri; Andai Kau tak ampuni & sayangi kami; sungguh kami pastilah termasuk orang merugi.” {QS 7:23}

Repost: Tentang Doa @salimafillah

Saat ini sedang banyak-banyaknya waktu mustajab untuk berdoa, mesti banget digunakan sebaik-baiknya, yuk evaluasi lagi cara berdoa kita.

***

Satu hari, pas mau naik kelas 2 sma (2007), saya dan temen-temen sekelas berdoa bersama. Mayoritas pada pengen masuk kelas IPA. “Semoga bisa masuk IPA.” “Semoga bisa masuk ke kelas yang diinginkan.” Termasuk saya salah satunya. Tiba-tiba, ada seseorang yang negur saya (entah negur, entah waktu itu terlalu sensi jadi berasa ditegur), “Pusfa, kalau kita berdoa, mintalah yang terbaik menurut Allah. Belum tentu apa yang kita inginkan ini yang terbaik.” Saya ngerti, tapi entah kenapa dalam hati saya ngerasa, “Apaan sih? Kan berdoanya ke Allah juga ya gapapa meureun.” Ini dalam hati.
***

Satu hari di tahun 2010, pas baru-baru keterima di FK Unpad, diajakin coaching sama teh Moi. Sekalian berkunjung ke rumah teh Mima. Jenguk yang baru melahirkan. (Padahal mah Gibralnya udah sekitar 5 bulan gitu ya?) Saya dan teman2 iya-iya aja. Padahal mah belum kenal sama teh Mima, cuma tahu aja karena sering diceritain hehe. Yang pasti hari itu hujan deras. Disuguhin banyak makanan (eu). Dan salah satu hal yang saya tangkep dari hari itu adalah Rules kalo berdoa, jangan blak-blakan apalagi maksa Allah (astaghfirullah)
“Semoga semua yang saya lakukan menjadi amal shalih sehingga Engkau ridha kepadaku, Ya Rabb. Amin.” Kalo amal shalih, insyaallah balasannya kebaikan juga apapun itu.

***
Daaaaan, senin 13 februari 2012 kemarin tiba2 ada kultwit tentang doa dari ustadz @salimafillah. :’) Ini! Ini dia selengkapnya. Semoga bermanfaat.

Karena desakan hajat yang memenuhi jiwa; sebab keinginan-keinginan yang menghantui angan; kita lalu menjadi hamba pen-#doa. Tentu saja meminta apapun, selama ianya kebaikan, tak terlarang di sisi Allah Yang Maha Pemurah & Maha Penyayang. Sungguh kita dianjurkan banyak meminta; sebab yang tak pernah memohon apapun pada Allah, justru jatuh pada kesombongan. Hari-hari ini; kita disuguhi ajaran-ajaran antah-berantah tentang #doa; yang katanya harus spesifik, tervisualisasi, LoA. Tentang betapa jauh LoA dari ‘aqidah Diin ini -meski sebagian memperkosa Dalil tuk membenarkannya; Guru kami @syarifbaraja, @orangawam1, & @kupinang telah sudi membahasnya di waktu lalu. Hari ini; mari sejenak belajar pada hamba-hamba terpilih tentang #doa.

Hamba agung pertama adalah Musa; betapa payah dia berlari dari Mesir hingga Madyan; dikejar pasukan setelah membunuh. Kisah yang diabadikan Surah Al Qashash itu amat indah; bahwa dalam lelah & gelisah; Musa tetap tergerak menolong sesama. Ada 2 putri Syu’aib yang tersebab kehormatan diri tak ingin berdesak-desak; menunggu giliran memberi minum ternak. Maka Musa; yang walau perkasa tapi tenaganya tinggal sisa-sisa; menolong kedua gadis mulia itu dengan begitu ksatria. Seusainya; Musa bernaung di tempat yang agak teduh. Para Mufassir menyebutkan; dia begitu lapar & memerlukan makanan. Tapi apakah kemudian Musa ber-#doa secara detail, spesifik, & divisualisasikan atas apa yang dia hajatkan? Mari kita simak.

Musa ber-#doa: “Rabbi, inni lima anzalta ilayya min KHAIRIN faqiir.. Duhai Rabbku, sungguh aku terhadap yang Kau turunkan padaku dari antara KEBAIKAN; aku amat faqir, amatlah memerlukan.” {QS 28: 24}. Kalimat #doa-nya dipilih dengan indah.

Musa tidak menyebut hajatnya yang amat jelas; lapar. Musa tak menyebut kebutuhannya yang sangat mendesak; makanan. Dengan amat santun & mesra; dia mohon pada Rabb-nya kebaikan; & dia tahu; Allah lebih mengetahui yang terbaik baginya. Maka apa sajakah yang diterima Musa dari Allah atas #doa yang tidak detail, tidak spesifik, & tidak tervisualisasi ini? Musa bukan hanya mendapat makan atas laparnya; tapi juga perlindungan, bimbingan, pekerjaan; bahkan kelak istri & kerasulan. Betapa Allah Maha Pemurah; #doa hambaNya yang santun & sederhana; dijawab dengan limpahan karunia melampaui hajat utama.

Hamba agung kedua yang kita kan belajar #doa darinya ialah Yunus, ‘Alaihis Salam; setelah dia marah & pergi dari kaumnya. Mari kita fahami betapa berat tugas da’wah Yunus di Ninawa; betapa telah habis sabarnya atas pembangkangan kaumnya. Lalu diapun pergi sembari mengancamkan ‘adzab Allah yang sebagaimana terjadi dahulu; pasti turun pada kaum pendurhaka. Tapi dia pergi karena ketaksabarannya sebelum ada perintah Allah; maka Allah akan mendidiknya untuk sabar dengan cara lain.

Kita tahu; ringkasnya, Yunus dibuang ke laut dari atas kapal setelah 3 kali undian muncul namanya; lalu ditelan ikan. Menurut sebagian Mufassir; ikan yang menelannya ditelan ikan lebih besar; jadilah ia gelap, dalam gelap, dalam gelap. Bahkan ikan itu membawanya ke dasar samudera. Maka terinsyaf Yunus akan khilafnya; lalu menghibalah dia. Bagaimana #doa-nya? Apakah #doa-nya detail, spesifik, & tervisualisasi; jika yang paling dihajatkan Yunus saat itu ialah keluar dari perut ikan?

Tapi #doa-nya justru; La ilaha illa Anta, subhanaKa, inni kuntu minazh zhalimin; Tiada Ilah sesembahan haq selain Engkau Maha Suci Engkau; sungguh aku termasuk orang yang berbuat aniaya.” {QS 21: 87} Indah & mesra; penuh kerendahan hati.

Apa yang diperoleh Yunus dari #doa yang amat tidak spesifik, tidak detail, & tidak tervisualisasi ini? Sungguh berlimpah! Yunus bukan hanya dikeluarkan dari perut ikan; dia bahkan tak perlu payah berenang; karena ‘diantar’ sampai daratan. Dan bukan sembarang daratan! Ibn Katsir mengetengahkan riwayat; Yunus didamparkan di tanah yang ditumbuhi suatu tanaman. Ketika Yunus memakannya; tanaman itu memulihkan tenaga & kesehatannya setelah sakit & payah berpuluh hari di perut ikan & lautan. Yunus pun bugar, bersemangat, & berjanji pada Allah untuk nanti tak menyerah mendakwahi kaumnya; apapun yang terjadi.
Tapi alangkah takjub penuh syukurnya dia; ketika kembali ke Ninawa, seluruh kaumnya justru telah beriman pada Allah. Doa sederhana itu diijabah; bebas dari perut ikan, selamat dari laut ke darat, tanaman pembugar, & berimanlah kaumnya! Berkata Ibn Taimiyah; “Di antara seagung #doa; ialah doa Yunus AS. Padanya terkandung 2 hal; pengagungan keesaan Allah dan pengakuan akan dosa.” Sungguh untuk bermesra dengan Allah & dikaruniai nikmat agung; 2 hal dalam #doa Yunus ini cukup.

Memang demikianlah; ber- #doa bukan cara memberi tahu Allah apa yang kita perlukan; sebab Allah Maha Tahu, Maha Bijaksana. Ber-#doa itu berbincang mesra; agar Allah mengaruniakan yang terbaik untuk kita dengan ilmu & kuasaNya yang sungguh Maha. Di atas soal ‘boleh-tidak boleh’; ada perbincangan tentang Adab kepada Allah SWT; hingga para ‘ulama memuji #doa Adam AS. Doa dengan kalimat imperatif (mengandung Fi’lul Amr/kata kerja perintah) sesungguhnya tak terlarang; tapi Adam ajarkan Adab.

"Rabbana zhalamna anfusana, wa IN LAM taghfir lana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin.. Duhai Rabb kami, kami telah menganiaya diri sendiri; ANDAI Kau TAK ampuni & sayangi kami; sungguh kami pastilah termasuk orang merugi.” #Doa indah itu menghiba; merendah, mengakui lemah, fakir, salah, & bernodanya diri; disertai mengagungkan keesaan Allah. Sekali lagi; saya tak hendak mengatakan bahwa #doa detail, spesifik, & tervisualisasi itu dilarang. Hanya, kita bicara Adab.

Mungkin boleh, -mungkin-; kekata, “Saya sudah doa sembari shadaqah sekian; kita tantang Allah yang sudah janji ganti 10 kali!” Tapi dari sisi Adab; kita khawatir tak medapati tuntunannya dari insan-insan mulia yang #doa-nya diabadikan oleh Al Quran.

Sebagai penutup; mari simak lagi #doa seorang ahli ibadah yang detail, spesifik, & tervisualisasi. Ibn ‘Athaillah pengisahnya. Seorang ‘Abid ber-#doa mohon pada Allah agar dikaruniai 2 potong roti tiap hari tanpa harus bekerja; sehingga dengannya dia bisa tekun beribadah. Dalam bayangannya, jika tak berpayah kerja mengejar dunia, ibadahnya kan lebih terjaga. Maka Allah mengabulkan #doa-nya dengan cara yang tak terduga; ia ditimpa fitnah dahsyat yang membuatnya harus dipenjara. Allah takdirkan di penjara dia diransum 2 potong roti; pagi & petang. Tanpa bekerja. Diapun luang & lapang beribadah. Tapi apa yang dilakukan si ‘Abid? Dia sibuk meratapi nasibnya yang terasa nestapa di penjara; “Mengapa ini terjadi?” Dia tak sadar bahwa masuk penjara adalah jalan ijabah atas #doa-nya yang detail, spesifik, & tervisualisasi; 2 roti/hari. Demikian ya Shalih(in+at) bincang kita tentang #doa. Maafkan segala yang tak terkenan. Selamat berbincang mesra denganNya:)

Rabu, 24 Juni 2015

Selasa, 23 Juni 2015

Alhamdulillah bisa Ramadan bareng mama papa :')

Masih inget banget taun lalu menjalani Ramadan sebagai koas anestesi, pergi sebelum matahari terbit, pulang setelah matahari terbenam. Ketika di kosan, Sahur ditemani petasan anak2 lr. Bahagia, ketika di RS ditemani bunyi monitor di ICU atau P1, makanan sahur paling yg praktis aja, roti sama susu yg udah dibeli sebelum jaga, biar ngga mesti izin keluar. Tarawih ngga pernah di masjid dan dijalani hanya dengan sisa-sisa tenaga, sepuluh hari terakhir cuma sekali pergi i'tikaf tapi malah jadinya kayak cuma numpang baca Morgan di masjid gegara lagi minggu ujian. Malam takbir masih jaga OK dan pasien masuk silih berganti non-stop, ada pasien yang dibacok pergelangan tangannya, lama banget operasinya sampe pasca sholat Id pun belum beres. FYI, di OK ngga kedengeran suara takbir. Hiks. Hari lebaran hanya satu yang diinginkan, tidur. Pukpuk tim jaga malam takbir. Alhamdulillah ada keluarga Dilla yg menyambut hangat dan mau nampung saya, ngasih makan saya, dan membiarkan saya tidur siang disana ketika lebaran. Sebenernya waktu luang tetap ada, tapi mesti pinter2 ngaturnya. Taun lalu bisa dibilang failed. Banyak target ngga tercapai.

Tahun ini tantangannya beda, bisa ngumpul bareng keluarga (dan kamu #eh), waktu luang banyak, sarana dan prasarana lengkap, harus (banget) bisa produktif. Insya Allah. Semoga bisa. Bismillah.

Sabtu, 13 Juni 2015

Harry: This is mental
Hermione: Completely
Ron: The world's mental

Setelah melewati kemacetan yang mungkin bikin stress pengendara mobil (kalo motor alhamdulillah masih ada celah yang bisa dilewati hehe), entah kenapa percakapan tiga orang itu muncul gitu aja dalam kepala. Banyak kejadian di lalu lintas yang bikin heran hingga saya pernah kepikiran bikin teori-teori (ngasal) tentang bagaimana menilai pengendalian ego seseorang dari cara berkendara atau parkir, atau tentang bagaimana tingkat EQ seseorang dari berkendara dan mematuhi peraturan lalu lintas. Halah. RTPTG.

Kamis, 11 Juni 2015

Day 1
T: Nit, kamu ngga berubah yaa
N: Hah? Iyakah? In a good way or in a bad way?
T: ....
N: ....
*menggantung*
*kemudian bahas hal lain*

Day 2
I: Nitaaaa, kamu ngga berubah iiih..
N: Ini pujian atau kritik? Hahaha
I: Yaa karakter kali yaaa
N: Bisa jadi sih
*menggantung*
*kemudian bahas lain*

Kamis, 28 Mei 2015

Sedikit tentang Neuropsychoimmunology

Ketika pasien buka pintu dan masuk ke ruangan periksa, lihat ekspresi wajah dan cara pasien jalan pertama kali, diagnosis banding langsung udah ada di pikiran, A, B, C, D,... Z. Udah otomatis. Baru kemudian menentukan diagnosis kerja dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Ngga heran kenapa Spesialis Ginjal Hipertensi udah bisa tau seseorang dalam kondisi gagal ginjal cuma lihat dari wajah pasien atau cara pasien berbaring, sebelum liat nilai ureum kreatininnya. Masya Allah.

Pas pertama masuk, ada wajah pasien yang meringis kesakitan, ada yang terlihat depresi dengan penyakitnya, ada yang berusaha keras tersenyum, ada yang santai, ada yang bingung, ada yang tetap senyum, ada yang berwajah 'nerimo' tapi terlihat lelah, ada yang bahagia (ini biasanya minta surat keterangan sehat hehe). Rupa-rupa.

Anamnesis yang memperjelas semuanya, menyingkap tabir yang awalnya tertutup. Halah. Di sesi anamnesis ini, ngga jarang pasien curcol masalah pribadinya, bahkan ngga jarang pula hingga nangis tersedu-sedu. Semua gender. Nah ini erat kaitannya dengan neuropsychoimmunology.

Sekilas info, pasien yang datang ke klinik didominasi beberapa jenis penyakit, yaitu...
1. Infeksi, dominan virus sih, bisa juga bakteri, jamur, atau parasit
2. Gastritis, ternyata banyak pasien maag yang (entah khilaf atau ngga kapok?) tetep sering telat makan. Heran hehe
3. Arthritis, degeneratif sih, dominan usia lanjut
4. Metabolik, bisa hipertensi yang ngga terkontrol, DM

Sedikit bocoran nih ya haha, saya punya beberapa pertanyaan yang selalu diajukan ke pasien (di samping pertanyaan pokok yang mengarahkan ke diagnosis kerja), ini disusun berdasarkan prioritas..
1. Bapak/Ibu lagi banyak aktivitas ya akhir2 ini? Kecapekan?
2. Bapak/Ibu telat makan? Salah makan?
3. Bapak/Ibu banyak minum air putih ngga?
4. Bapak/Ibu lagi banyak pikiran? Ada masalah?

Kenapa saya nanya demikian? Balik lagi ke neuropsychoimmunology
Seperti yang kita tau, sistem imun kita luar biasa keren. Ada sistem imun non spesifik, ada yang spesifik. Mulai dari fili-fili, makrofag, sel B, sel T, T-helper, CD 4, belum lagi mediator inflamasi macam ILN, IFN, mast cell, dll. Sistem kerjanya pun canggih. Masya Allah.

Maka, ketika kita sakit, biasanya selalu ada celah yang bisa menjelaskan kenapa sistem imun kita sedang ngga optimal. Pertanyaan satu hingga tiga bisa dijelaskan dari segi homeostasis dan ada di buku patofisiologi. Saya biasanya nanya pertanyaan keempat kalo pertanyaan satu hingga tiga dijawab ngga ada masalah. Menarik. Pasien yang begini (satu sampai tiga ngga ada masalah), biasanya curhatnya lebih kenceng. Yes, sistem imun dipengaruhi juga oleh apa yang kita pikirkan. Udah banyak juga jurnal yang bahas. Ada yang menjelaskan dari sistem limbik kemudian berdampak ke sekresi hormon tertentu, lalu mengganggu homeostasis.

Pas MKTQ, Rika dan Lathif bahas tentang Qalb, yaitu segumpal daging yang mempengaruhi kesehatan, lupa tepatnya, hadits ya kalo ngga salah. *brb googling haha* Iya, hadits riwayat Muslim ternyata hehehe
"Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka seluruh tubuh juga baik. Jika segumpal daging itu rusak, maka seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati". (HR Muslim, no. 1599. Hadits ini juga diriwayatkan oleh al-Bukhari, at-Tirmidzi, an-Nasâ`i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dan ad-Darimi, dengan lafazh yang berbeda-beda namun maknanya sama. Hadits ini dimuat oleh Imam an-Nawawi dalam Arba’in an-Nawawiyah, hadits no. 6, dan Riyadhush-Shalihin, no. 588)

Kemarin lumayan kontroversial sih ketika mereka presentasi, menurut mereka maksud segumal daging ini adalah jantung, sedangkan menurut ustadz Agus selaku dewan juri ini maksudnya pikiran atau otak. Baik jantung maupun otak, keduanya emang sangat essensial. Ya intinya, apa yang kita pikirkan, ngaruh ke kondisi badan. Beda lagi dengan Kak Desi yang emang ngangkat tema ini ketika MKTQ, beliau ngebahas QS. Ar-Ra'd ayat 28: "... Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." Kak Desi mengajukan dzikrullah sebagai salah satu pendekatan terapi penyakit. Seru. Ah, kangen mereka. Kangen belajar bareng, diskusi bareng.

Maaf kalo ngga tuntas, keburu baper haha, pesan moralnya, mari kita selalu bersyukur, semoga bisa selalu bahagia, dan selalu sehat.


Stay happy, stay healthy :)
gambar dari instagram @aliyannisa

The Ultimate Ramadan Tools

Klik disini
Semoga bermanfaat! :)

Rabu, 20 Mei 2015

Selalu bingung kalo ada orang nanya atau mesti ngisi pertanyaan, "Apa prestasi kamu?"
Bukan karena kebanyakan prestasi hahaha, tapi mesti mikir dulu untuk menjabarkan definisi prestasi. Sinkron ngga antara prestasi yang saya maksud dengan sang penanya.. Sama dengan pertanyaan psikotes 2 minggu lalu, "Apa kesuksesan yang pernah kamu raih?" Sukses? Maksudnya?

Untuk sekarang, definisi sukses menurut saya adalah menjadi muslimah seutuhnya, yang paripurna. Sebagai istri, ibu, anak, semua peran yang dijalani.

Kesuksesan macam ini bukan satu titik yang bisa diraih kemudian selesai, tapi selalu bikin diri berkembang, karena setelah kebaikan, pasti masih banyak lagi kebaikan yang bisa dilakukan. Seru. Semoga bisa sukses. Aaamiin.



Hari ini full time di rumah, sendirian hingga siang. 
Akhirnya tuntas juga nonton Divergent setelah kepotong tiga kali, pertama gegara ngga sanggup et causa terlalu menegangkan, yang kedua karena sedang terlalu ngantuk, yang ketiga karena tetiba mesti pergi. Padahal orang lain mah udah pada nonton Insurgent, but it is OK, ngga sedih kok haha, beginilah nasib orang yang ngga mengikuti perkembangan film dan/atau terlalu gaptek untuk download film sendiri.
Mampir ke dashboard tumblr terus merasakan nuansa melankolis dimana-mana, menangkap beberapa sinyal bertebaran antara penulis yang satu dengan penulis yang lain, kayak lagi ngomong satu sama lain hahaha, isinya rerata penulis usia 20an sih ya, jadi begitu.
Sempat baca Kapita Selekta, terutama tentang yang kasus yang sering ditemui di lapangan, tentang dosis2 obat anak, MTBS, arthritis, gastritis, KB, dermatitis. Ketika koas saya pernah mikir, sepertinya lebih enak jadi istri dokter deh dibanding jadi dokter karena ngga mesti melewati dunia koas hahaha. Astagfirullah. Tapi sekarang saya meralat pemikiran itu, jadi dokter itu menyenangkan kok, insya Allah (semoga) bisa bermanfaat, minimal buat diri sendiri dan keluarga. Alhamdulillah.

*betapa flight of ideas-nya tulisan ini -____-*

Orang Dalem

Nita: Ma, nita kan dapet pembimbing dan penguji baik tea gening ketika di forensik, jadi udah selesai ujian bahkan seminggu sebelum waktu di forensik abis, terus temen nita bilang gini "Alhamdulillah forensik udah lulus, tinggal mikirin gimana masuk surga nih, belum punya orang dalem soalnya haha." Serempak kami ketawa semua, ma. Hahaha masa' iya kemana-mana mesti ada orang dalem..
Mama: Kalo mama mah nanti orang dalem buat masuk surga insya Allah udah ada ya... nita sama menantu mama nanti ya
Nita: Mamaaaaaaa *kemudian cirambay* *berpelukan* aaaamiin, Yaa Rabb. Aaamiin.

".... Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim." QS. Al-Ahqaf:15


Senin, 04 Mei 2015

Homework for this week

  1. Download the ProductiveRamadan Taskinator, click here 
  2. Think about your typical Ramadan days and how you'd like to spend it in the best possible way. Think about all the Spiritual, Physical, and Social activities you'd like to do during Ramadan.
  3. Be realistic! Don't forget to schedule in sleep time, meal times, prayer times, family time, and down time.
  4. If you're really stuck and not sure how to maximize your time in Ramadan, check out this Ramadan To-Do list from one of our Authors at ProductiveMuslim:http://productivemuslim.com/productive-ramadan-to-do-list/

Teman Imaji

Setiap orang punya teman imajinya sendiri -- seseorang yang mulanya imajiner seperti air yang menguap ke langit, lalu menjadi nyata seperti air hujan yang meruap ke bumi. Seseorang tersejati.

Mutia Prawitasari dalam Teman Imaji
Waaa, tetiba udah Mei 2015 aja. Udah hari kelima belas sejak olahraga terakhir kalinya hahaha, astagfirullah. Sekarang domisili udah di rumah, Bandung. Baru seminggu sih, tapi udah banyak banget yang dilalui hehe.

Tiba minggu dini hari, paginya langsung nyuci dan ambil barang kiriman di Jalan Ambon kemudian tepar berjamaah di rumah, barang masih berserakan, duku sekarung segera diselamatkan. Senin hunting penlight sama bikin nametag di Cimahi, siapa tau dibutuhkan buat yankes haha. Sorenya ke Cikutra, ketemu Diah (SF ITB 09) dong, kenalan dengan Indri (FK unpad 09), Eli (Ners unpad 09), Liska (Bidan poltekkes '11), Sinda (SF ITB 09) pergi ke Desa Dukuh bareng tim PKPU, menyenangkaaan, ketika malem bisa liat lampu-lampu di kota Bandung dari atas, ketika pagi bisa liat pemandangan hijau, airnya juga dingin banget, seger ya. Ngga nyangka pasiennya membludak gitu, terakhir ikutan yankes akhir April kemarin di Palembang ngga nyampe 50 orang deh kayaknya, masih bisa ngobrol cukup lama dengan tiap pasien, di Desa Dukuh kemarin ngga bisa gitu. Dari awal udah deal dengan Indri, bakal cito ajalah haha, kalo ngga, bisa selesai jam 5an. Pulang hari Selasa sore kemudian tepar lagi. Rabu nganter papa kontrol ke RS, sekian bulan ngga ke RS rasanya ngga kangen sama sekali sama suasana RS, ngeliat pasien dan keluarga pasien berwajah lelah yang hilir mudik di koridor bangsal, rasanya bikin ingin ngga balik ke RS lagi. Alhamdulillah sorenya gathering di rumah menyenangkan sekalii hehe. Kamis numpang baca seharian di Gramed merdeka, ngga kerasa banget waktu berlalu, tetiba udah sore aja, padahal dari pagi haha, pulang kemudian mampir ke Bude Titik yang alhamdulillah udah agak mendingan kondisinya setelah kecapekan pasca Sumatra Trip sembilan hari, pukpuk. Jumat perjalanan panjang berdua aja sama mama ke Cilame, luar biasa mengendarai motor bergigi melewati tanjakan dan pudunan berkali-kali lumayan juga tangan kaki pegel haha lemah. Alhamdulillah ya bisa seru-seruan bareng keponakan yang lucu dan cantik, ngangenin. Sabtu diajak papa nonton kejurbar di kolam renang UPI, berasa nostalgia banget duduk sebelahan sama ortu peserta yang gogorowokan nyemangatin anaknya yang lagi tanding sambil menggerakkan tangannya seolah-olah bisa ngebantu dorong anaknya hahaha padahal anaknya yang lagi tanding mah belum tentu ngedenger, based on experience sih ya, ngga kedengeran apa-apa. Minggu full time di rumah bersama keluarga tercinta :)

Ritme kegiatan harian antara di kosan dengan di rumah tentunya beda ya. Ada beberapa aktivitas rutin yang mesti digeser waktunya, mesti atur ulang lagi supaya target harian tetep bisa tercapai. Bulan depan Ramadhan tiba, pas baca productivemuslim.com ada kalimat yang bilang "The month of Rajab is like the wind, and the month of Sha'baan is like the cloud, and the month of Ramadhan is like the rain. So whoever does not plan in Rajab and does not water his/her plant in Sha'ban, how can he/she expect to harvest in Ramadhan?" Jadi keingetan lagi sama harapan yang ingin dicapai sebelum Ramadhan dan udah menyiakan waktu selama 2 minggu terakhir ini, kalo di kosan kemarin ada Rika yang selalu membersamai untuk belajar bareng, sekarang mesti semangat sendiri, komitmen sendiri, jadi reminder buat diri sendiri. Semoga mulai sekarang bisa ngeganti istirahat dua minggu kemarin. Sebenernya waktu-waktu begini tepat banget untuk bisa produktif, dari hal-hal yang sifatnya pengembangan diri, atau memperluas jejaring, atau mengamalkan ilmu, atau mulai berwirausaha, atau jalan-jalan produktif haha tetep yah. Ini sedang disusun dulu ya rencananya hehe, sejauh ini baru tiga dari lima yang udah dijalani, bismillaah.

Jumat, 24 April 2015

Kolase sumdok dan wisuda

Problematika seseorang yang ngga mau didandani tapi belum kompeten untuk dandan sendiri, beginilah jadinya hahaha

Kebanting banget ketika sumdok punya saudara yg bisa jadi fotografer keluarga, ketika wisuda malah ngga bawa kamera dan ngga ada yg bisa dimintai tolong untuk memfotoi, cuma bisa nebeng di kamera temen yg hobi selfie hahaha

Bismillah, the journey as a doctor begins...

Minggu, 19 April 2015

Tadi pagi sempat bingung menentukan mau ke Kambang Iwak atau ke Cinde untuk olahraga minggu terakhir di Palembang (ouuuw... hiks). Pilihan yang sulit. Udah sekitar sebulan terakhir selalu ke Cinde yang melibatkan mayoritas mama-mama muda atau tante-tante sosialita Palembang sebagai pesertanya, Cinde itu serunya berkali lipat dibanding KI, kita bisa merasakan pengalaman sebagai dancer Step Up, dengan koreografinya yang full energik, battle teamnya yang memicu adrenalin, tingkat kesulitannya juga lumayan tinggi, yang pasti ngga boleh lemot, mesti konsentrasi hahaha. Beda dengan Kambang Iwak yang pesertanya dari anak SD sampe kakek nenek, gerakannya bisa ditebak, monoton, tapiiiiiii....... banyak yang bisa dilihat dan banyak jajanan :9
Oke, akhirnya saya memutuskan menikmati minggu pagi di Kambang Iwak hahaha, berusaha merekam baik-baik fenomena sosial aneh, lucu, unyu, dan bikin pengen haha.

Nyampe rumah kemudian sadar, tinggal menghitung hari aja saya ada di Palembang sebagai warga Palembang. Oh, mungkin Sabtu kemarin di Plaju jadi aksi terakhir saya sebagai warga Palembang. Oh, mungkin Kamis lalu adalah hari terakhir saya ke pondok. Oh, mungkin Rabu lalu terakhir kali saya bersepeda ke IAIN. Oh, mungkin Jumat lalu adalah hari terakhir saya shalat di Masjid Agung Palembang. Oh, mungkin Selasa lalu adalah Selasa terakhir saya naik bus kampus Layo-Palembang. Oh, mungkin Senin lalu terakhir kalinya saya ngisi galon. Oh, mungkin Jumat lalu adalah terakhir kalinya saya renang di Palembang. Oh, mungkin potongan pepaya yang tersisa di kulkas ini bakal jadi pepaya terakhir yang saya makan di Palembang. Mulai deh ngaco -__-

Ya intinya, masih belum mempersiapkan diri untuk benar-benar meninggalkan Palembang. Makanya besok agenda full dengan tema mengabadikan moment dan menciptakan kesan terakhir yang baik dengan orang-orang yang mungkin bakal susah lagi untuk ketemu di kemudian hari. Semoga baik.
Yaa Allah, berikan kami kesempatan untuk mengabadikan kebersamaan kami dengan Mbak Saulia besok. Aaamiin.
#pentingbanget
#degdegandariRabulalumaungomongapakebeliau
#MbakSauliaselaludihati
#mutiarayangterpendamdisamuderaantartika
#wanitaidaman
#penasaranorangtuabeliaukayakgimanakokbisaanaknyabegini
#toogoodtobetrue
#kyaaakyaaa
#masyaAllah

Sabtu, 04 April 2015

with Mbak Rasti :)

Bersama salah satu mutiara tersembunyi kota Palembang, Mbak Rasti.
Ngga kerasa sebulan ini dari Senin sampai Minggu selalu interaksi sama mereka. An enlightening month!
Foto bareng full team sebelum Rizka capcus ke Jakarta besok hiks

Kiri ke kanan: Nita-Rizka-Mbak Rasti-Irbas-Rika

Good days, world!

Bismillah. 

Kadang bergidik sendiri kalo inget masa persiapan UKMPPD (dulu namanya UKDI), seumur hidup belum pernah belajar kayak gitu. Pagi belajar, siang belajar, sore belajar, malem belajar. Istirahat hanya untuk shalat, makan, nelpon ortu, dan aktivitas harian penting lainnya. Kalo kemarin belum lulus, ngga tau mesti belajar gimana lagi. Beneran ikhtiar optimal supaya Allah ridho untuk meluluskan saya. Tahun lalu sempet heboh ada isu supaya UKMPPD dihapuskan, katanya mempersulitlah, merumitkanlah, menyusahkanlah, tapi setelah menjalaninya saya berharap UKMPPD akan terus ada, karena UKMPPD tuh melengkapi proses pembelajaran selama koas. Kalo selama koas kami kebanyakan kerja (ngga sempet baca banyak), tau sesuatu karena mendengar, melakukan, dan menjadi kebiasaan, nah UKMPPD ini memperkuat basic pengetahuan dan bikin saya tau alasan dibalik semua yang saya lakukan, bikin yang mulanya hanya tau seperempat jadi tau setengah, dan bikin yang asalnya tau setengah jadi tau sepenuhnya. Pokoknya belajar kemarin tuh bikin bahagia, banyak pertanyaan selama koas yang terjawab, alhamdulillah :')

Setelah proses belajar yang demikian, ngga aneh kalo semua orang tutup buku pasca ujian. Refreshing dulu, melakukan hal-hal yang diinginkan sejak dulu. Seminggu pertama masih random bangetlah kegiatan. Diajak temen kesini, ayo. Diajak temen kesana, ayo. Dari mendzalimi fungsi pendengaran orang seruangan deluxe dengan latihan vokal sampe mengaplikasikan skill main counter strike dengan main paintball yang absurd banget gegara mayoritas temen2 perempuan ngga berani keluar markas dan hanya sembunyi terus pelurunya ngga abis-abis dan hanya teriak-teriak kayak princess setiap ada tembakan sampe pihak komandonya bilang "Ayo, maju, maju!" karena waktu udah hampir abis tapi tetep aja ngga ada yang mau maju gegara takut ketembak  -_____-

Sejak minggu kedua, temen2 udah pada mudik atau liburan ke luar Palembang sembari nunggu pengumuman. Saya di kosan tinggal berdua sama Rika, ditambah ada Rizka dan Irbas yang stay di Palembang. Setelah melakukan pencarian yang lumayan menantang dan menegangkan, alhamdulillah kami menemukan sosok-sosok too good to be true, yang dengan tulus bersedia berbagi ilmunya dengan kami. Aaaaaaak, terharu banget ada orang-orang kayak Mbak Saulia, Mbak Rasti, Pak Fadli. Semoga Allah bales kebaikan mereka dengan kebaikan yang berkah. Membahagiakan ya jadi orang yang ngga tau apa-apa, jadi orang yang mesti susah payah untuk belajar, I totally love the process. Bersyukur banget dengan proses belajar yang begini, yang bikin sadar kalo saya beneran hanya setitik atom di galaksi sebesar ini. Alhamdulillah. Semoga berkah.

Selain itu, kegiatan di rumah juga menyenangkan banget, bisa ngatur asupan gizi yang diinginkan gimana porsi karbo protein serat dan lemaknya, bisa baca buku yang diinginkan, bisa mempraktikkan video dari home.exercises mau meningkatkan tonus musculus yang mana hahaha, bisa baca web bermutu macam productivemuslim.com dan seekingtobetter.com, berusaha ngurang-ngurangin habit yang ngga baik, berusaha nambah-nambahin habit yang baik.

Aktivitas sosial ngga kalah serunya, ketemu dr. Hasri ketika mau ikutan baksos bareng yatimandiri dan disangka udah kerja di pertamina oleh beliau gegara dijemput pake mobil pertamina hahaha, jalan bareng rombongan kunni madon clara dilla ke Kayuagung demi sepiring pindang burung, ngurus KPM, persyaratan wisuda dan kenalan dengan Mbak Rasilia Palmi di international affairs department unsri, ngantri berjam-jam demi secuil informasi berharga tentang NPWP, hunting kain ke pasar 16. Perjalanan jauh, interaksi, dan ngurus ini itu dengan temen-temen yang selama ini ngga terlalu dekat selalu nambah kesan baik dan nambah pengetahuan.

Jadi kalo ditanya, pernah ngerasa bosen ngga?
Jawabannya: Ngga, samsek :)
Alhamdulillaaaaah

Rabu, 25 Maret 2015

Mulai darimana ini ceritanya? haha kelamaan ngga cerita..

Rencana:
Mulai hari Selasa, 24 Maret 2015 pkl. 14.00 ngga akan ngaktifin paket internet, mau dalam kondisi radio silence, udah bilang ke Rika dan Rizka, kalo ada apa-apa hubungi via SMS atau telepon aja. Minta tolong banget ke Rizka (yang hobi banget ngecek website pengumuman tiap pagi sejak tanggal belasan) jangan kasih tau apapun ketika tanggal 25 Maret, saya mau liat sendiri websitenya pasca selesai urusan ke IAIN dan Al-Azhar hari Rabu, target ba'da dzuhur baru mau buka website, kondisi hp masih tetap no internet connection. Minta tolong juga ke Rizka jangan ngomong apa-apa ttg pengumuman, meskipun kami bakal ketemuan pagi. HAHAHAHAHA. Stress!


Realita:
Selasa, 24 Maret 2015 pkl. 05.51 kondisi HP masih no internet connection. Aktifin internet nggak ya? Sejak tausyiah Rika, udah janji sama diri sendiri ngga akan internetan pagi lagi hahaha, terutama browsing, dan itu udah berjalan selama 2 minggu, lumayan. Tapi ntah kenapa mau aktifin paket internet, dan ternyata notification Line pecah! OH MY GOD! ADA APA INI? Dari sekian banyak grup, saya pilih masuk ke grup orang-orang yang tersisa di Palembang, para survivor yang ngga mudik, isinya cuma ada saya, Rika, Rizka, dan Irbas.
Rizka: Alhamdulillah kita semua lulus
Saya: Rizka, SERIUS ADA NAMA AKUUUU????? Alhamdulillaaaaaah *sticker nangis haru*
Rizka: Enggak ada..... Iyalah ada.
Saya: Aaaak... Itu filenya bisa tolong emailin ke aku?
Rizka: ....
Jawaban Rizka

Mundur semua agenda hari itu hahahaha, ngabarin orang-orang penting dulu, papa mama nelpon langsung dengan haru, ngobrol lama, jam 7 baru mau bikin sarapan, haru-haruan dulu sama Rika di rumah, jam 7.25 baru mau berangkat, buru-buru bangetlah, rika juga telat haha, ternyata rizka lebih telat lagi hahaha, haru-haruan sama Rizka. Alhamdulillah. 

Mau cerita banyak, tapi belum bisa sekarang, insya Allah next time.
See you!

 

Rabu, 04 Maret 2015

Alhamdulillah foto ini diambil sebelum sesi closing statement, jadi mata belum hiperemis dan edema et causa nangis haru hahaha. Selamat menjalani agenda kalian masing-masing, see you soon on the top, insya Allah :)


Tiba juga hari yang dinanti, OSCE UKMPPD. Semacam klimaks dari pendidikan yang dijalani selama hampir 6 tahun ini. Terakhir. Banget. *Aaamiin* Setelah itu? Terserahlah mau jungkir balik ngapain juga.

Lagi, saya sejalur dengan orang-orang hebat kayak ketika kompre. Masih ada Rika, Githa, Dilla, Pietra, Taufik, malah sekarang tambah ada Enggar, Momon, Saing, dan teman-teman hebat lainnya. Seobjektif-objektifnya OSCE, pasti ada sisi subjektifnya, secara pengujinya kan manusia. Bukannya apa-apa, saya ngikutin jalur Dilla, itu artinya standar saya Dilla, maka hanya ada dua pilihan, sama bagus dengan Dilla atau lebih bagus dari Dilla. Dilla ngikutin jalur Taufik, Taufik ngikutin jalur Enggar, rotasi begitu seterusnya hingga 12 station.  Pernah ingin nanya ke panitia, ini kenapa dikumpulin jadi satu semua disiniiii? Tapi itu ngga perlu, karena itu semua beneran udah Allah yang ngatur, soalnya ini sesuai dengan urutan kelompok koas yang udah ditentukan sejak awal 2013 lalu ketika mulai koas. Yasudah, ngga bisa diapa-apakan, tinggal jalani aja. Pusinglah kalo mikirin itu hahahaha, akhirnya saya bikin target lain, insya Allah di ujian OSCE ini saya mau jadi dokter favorit pasien, saya mau penguji bangga dengan saya, saya mau jadi dokter ideal seperti yang ada di pikiran saya. Masa bodolah dengan orang-orang yang sejalur dengan saya. Bismillah.

Seru banget kalo mau diceritakan detil per station, tapi enaknya cerita lisan, soalnya cepet banget arus pikiran kalo inget OSCE kemarin, masing-masing station punya kesan tersendiri, interaksi dengan pasiennya, siapa pengujinya, belnya yang fenomenal itu, setting ruangannya. Insya Allah jadi kenangan yang berharga banget, beneran berasa udah jadi dokter. Alhamdulillah udah bisa dijalani semampu saya. Semoga berkah.

Nyampe rumah disambut kayak pahlawan pulang perang haha, alhamdulillah. Beberes kamar, ngeberesin buku-buku dan catatan-catatan yang berserakan, alhamdulillah mulai malam Senin cuma ada saya, kasur, dan bantal. Ngga ada lagi pulpen, stabilo, notes yang selalu dalam keadaan terbuka ketika bangun tidur. Alhamdulillah. Senin pagi rasanya jadi hari yang beda, sejak dini hari hujan sampe jam 10an, udara jadi terasa lebih seger, energen rasanya jadi lebih enak, air mineral biasa terasa kayak air zamzam, seger banget (halah), bayangan di cermin jadi terlihat lebih cantik. Oke, mulai ngaco. Ya intinya beda banget ya perasaan pasca ujian ini, memang sih belum ada hasilnya, tapi yang melegakan adalah saya bisa ngelakuin apa yang saya bisa, ngga ada yang disesali. Hmm. Yaa Allah, semoga hasilnya baik. Semoga Unsri batch satu ini lulus 100%. Aaamiin.

Senin, 02 Maret 2015

Kangen persisten berat dengan serangan akut derajat sedang.

Sabtu, 28 Februari 2015

Selasa, 17 Februari 2015

Fun Photo Run

Kebahagiaan seluruh PDU 09 yang ikutan (dianggap pantas?) jadi
Headline Sumatera Express kemarin hehehe.

Fun Photo Run at International Childhood Cancer Day 2015: Save Their Smile.
40% Run 5 KM (or walk? hehe), 60% Photo, and yes, 100% Fun!

Sabtu, 14 Februari 2015

I am just a single circular tiny dot in this galaxy.
Allahuakbar.

Sabtu, 07 Februari 2015

Pindah

Insya Allah hari ini pindah ke kosan Kiky-Lathif-Oti-Vivi-Rika.
Beberapa hari terakhir ini beberes kosan, packing, memilah mana yang penting dan ngga penting, dan melelang berbagai benda macam lemari, rak, kursi, meja, TV, kompor dan gas, dispenser. Proses beberes ini banyak distraktornya, nemu buku-buku catatan ketika SMA, terus malah kelamaan nostalgia... Oh, saya pernah gini ya? Astaga, tulisan saya dulu kenapa rapi banget begini? Ini kenapa dulu hidup teratur banget ya? Kok dulu alay banget ya semua hal ditulis disini? dan berbagai hal lain yang bikin sadar, dalam beberapa hal, saya berubah. Kemudian awalnya berencana mau jual buku-buku jaman preklinik et causa Kapita Selekta udah dirasa lengkap banget, tapi pada akhirnya ngga ada buku yang jadi dijual haha, karena sedari dulu emang selektif banget kalo mau beli buku, dan setelah diliat, buku saya cuma dikit, tapi emang penting haha. Jadi dimasukkan ke kardus untuk siap angkut ke rumah. Sebagian besar benda dititip di rumah Om Joko, menanti diangkut kalo beliau ke Jawa atau ketika Mama Papa kesini ntar. Tersisalah apa yang ada di badan dan 4 buah box 50L siap angkut yang isinya kira-kira cukup untuk menjalani kehidupan hingga 2-3 bulan ke depan.

Semoga langsung lulus Batch 1, Yaa Allah, aaamiin

Tempat ternyaman seantero Palembang.
Saksi bisu sejak pertama kali kuliah di Madang, 4 tahun 6 bulan lalu. Tempat mengalami suka duka ngejar deadline kartul, bikin ppt untuk pleno, ngerjain skripsi, baca komik hingga roman, nonton Harry Potter untuk sekian ratus kalinya, ngereferat, tempat kepo.
Ah, gonna miss this room :')

*difoto sesaat akan melelang meja, kursi, dan rak ke adik kelas*

Kamis, 05 Februari 2015

Bulan Sabit Merah Remaja (BSMR)

Mission complete! :)
Alhamdulillah berhasil menyelesaikan tugas suci dari Kiky et causa ngga jadi ikut ke Padang hiks sharing tentang berantas DBD dan belajar menghitung IMT bersama anak-anak kreatif di Sekolah Alam Palembang.

Dek, kalian luar biasa! :)

Selasa, 27 Januari 2015

Kapita Selekta!


Buku yang menimbulkan keinginan untuk menjual buku-buku yang lain hahahaha :p
Kayak kata Adhitya Mulya di bukunya yang berjudul Sabtu Bersama Bapak,
"Apa adanya kamu sudah melengkapi hidup saya."
Alhamdulillah passing withdrawal effects successfully cause of having some short acting beta-2 agonists for this severe persistent six-letters-word with mild acute attack and planning out to prescribe a long acting beta-2 agonist and inhalation corticosteroid as the controller.

Just an experimental study, truly not an evidence-based medicine :p

Kamis, 22 Januari 2015

Sekaligus

Kata orang, kita harus menghormati yang lebih tua, menghargai teman sebaya, dan menyayangi yang lebih muda, tapi belakangan saya sadar bahwa semuanya bisa kita lakukan sekaligus. Seperti kita kepada orang tua kita atau .... seperti saya kepadamu.

Selasa, 20 Januari 2015

Playlist

Isi playlist udah 100% baru, shuffle mode udah ON, tapi tetep aja lagu yang keputer semuanya bikin inget.... rumah.
#oalaaaaaah
#yasebenernyasalahsendiri
#kenapajugaisiplaylistbegitusemua
#ywdchehehe
#titikduakurungtutup

Serba Serbi Kompre

Alhamdulillah udah selesai ujian komprehensif hehehe.

OSCE sabtu lalu, saya sejalur dengan Rika, Githa, Dilla, Pietra, Ofi, Taufik. Khanmaen warbiyasak. Standarnya tinggiiiiii hahahaha. Yowes aku rapopo, jadi malah makin excited untuk all out. Station pertama saya station jiwa. Satu menit baca soal, oke, ini soal depresi. Ini perdana banget simulasi OSCE persis UKDI, artinya station ini juga perdana. Bener aja, saya belum bisa mengestimasi penggunaan waktu 15 menit dengan baik, kelamaan (atau terlalu asik?) di anamnesis, pas mau mulai edukasi eh taunya tanda sisa waktu tinggal 3 menit udah bunyi, hahahahaha. Oke gapapa. Station berikutnya, penyakit dalam, dari soal udah jelas DM. Nah, ini udah lumayan bisa atur waktu. Pas. Anamnesis yang penting adekuat sama akurat, yang essensialnya mesti dapet. Langsung pemeriksaan fisik head to toe tapi ditekankan di hal yang penting untuk DD sindroma metabolik. Jadi bagian edukasi bisa lama, alhamdulillah semuanya tersampaikan, bahkan masih sempat refleksi isi ke pasien hehe. Station ketiga RJP AHA 2010 hahaha, pas baca soal udah langsung kebayang mau ngapain aja, udah berurutan bangetlah pokoknya. Cek kesadaran pasien, panggil bantuan, cek karotis, pulseless, langsung kompresi dada plus ventilasi 30:2, sampe skema yang ventilasi 12 per menit. Ketika udah selesai baru nyadar saya melupakan hal penting, saya lupa cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pertolongan dooooooooooooong, astagfirullah. Yaudahlah, ngga boleh lupa lagi pokoknya. Nafsu banget mau nolong orang sampe lupa cuci tangan dan lupa pake handschoen -____-
Station berikutnya station mata, alhamdulillah pas juga atur waktunya, anamnesis, PF, cek visus, edukasi bisa sampe tuntas. Eh pas di akhir refleksi isi kan saya nanya. "Ada hal yang ingin ditanyakan, Pak?" Si kakak probandusnya nanya, "Rumah dokter dimana?" Terus saya bingung. Langsung penguji saya marahin sang probandus sambil bilang, "Kamu jangan nanya yang macem-macem ya, jangan bertingkah yang aneh-aneh ya, dia ini lagi ujian, kamu itu pasien. Kamu saya keluarin kalo kamu gitu lagi!" Alhamdulillah waktu tinggal dikit, jadi langsung pindah station berikutnyaaa, fiuh. Station selajutnya kulit tinea intertriginosa, sempet khawatir juga kalo ada pemeriksaan gram haha, tapi alhamdulilah ternyata pemeriksaan KOH aja haha, dan yang terakhir bedah BPH. Alhamdulillah beneran berusaha seoptimal mungkin dan menempatkan diri sebagai dokter professional hehe. Station pertama sih yang failed atur waktu, di station lain emang belum sempurna sih, tapi udah tau kekurangan saya apa, nyadarnya pas udah selesai, ngga apa2, insya Allah bermanfaat buat UKDI beneran ntar. CBT miriplah sama soal TO, tapi kenapa soal parasit dan pemeriksaan mikroskopnya lebih banyaaak? ahahahaha. Alhamdulillah udah dilewati. Semoga hasilnya baik. 

Saya juga mau cerita tentang proses persiapannya. Lucu. 
Saya punya temen yang kalo mau ujian selalu berkoar-koar bilang "Aku belum belajar! Aku belum belajar! Gimana iniii? Huhuhuhu." Semacam delusi menetap, ditambah asosiasi longgar, setiap obrolan selalu disambungin ke materi, dan mungkin di rumah ada yang bergejala bicara sendiri juga. Hahaha maaf. Herannya, ini terjadi bukan pada satu orang aja, tapi beberapa, atau mungkin hampir semua (?). Anehnya, kalo lagi tanya jawab, mereka bisa bisa aja tuh hahaha. Jadi ngga perlu dipercayalah definisi belum belajarnya iu apa, mungkin maksudnya belum paham full page textbook, mungkin, saya ngga ngerti juga maksud mereka belum belajar itu gimana.

Saya: Udah baca tentang tatalaksana hipertensi belum?
Temen: Beluuuuum huhuhu.
Saya: Kalo pasien hipertensi, tapi ada DM, sama ada CKD, pilihannya ACE-inhibitor, kan?
Temen: Iyaaaa *terus ngejelasin panjang lebar tentang JNC 8 dengan lengkap dan jelas*

Saya sih seneng2 aja dijelasin gitu, cuma sempet bergumam dalam hati "Bukannya tadi kamu bilang belum belajar ya?" hahaha yasudahlah ngga usah dibahas masalah belum belajarnya. Kalo gumaman dalam hati itu saya utarakan langsung, nanti akan timbul percakapan yang begini...
Saya: Bukannya tadi kamu bilang belum belajar ya?
Temen: Emang beluuuuum, huhuhu, gimanaaa?
Saya: Lah, itu tau.
Temen: Belum belajar tentang yang blablabla
Saya: Oh. Hehehe -_______-


Sepanjang perjalanan pendidikan disini saya termasuk tipe orang yang kalo kata Hafiz ketika dia ujian Penyakit Dalam, "Pinter ngga, rajin ngga, cuma berharap keberuntungan 100% :)", betapa titik dua kurung tutup yang penuh makna. Kalo saya bilang belum belajar, itu artinya ya emang belum belajar secara denotatif dan hakiki. Kalo udah baca, ya saya bilang aja udah baca. Belajar mau-mau aja, tapi ya kalo capek istirahat. Belajarnya 30 menit, istirahatnya 2 jam #failed. Bahkan kalo lagi belajar bareng, terus saya bosen atau capek, yaudah numpang tiduran dulu di kamar Kiky, sementara yang lain masih bahas soal atau materi. Ada dong kelompok belajar temen yang belajar dari jam 8 sampe jam 17 di mushola kampus, waktu forensik saya sempet gabung sama mereka, tapi ternyata saya ngga sanggup hahaha, ngga cocoklah dengan sistem yang gitu.

Akhirnya dengan beberapa sahabat bikin kelompok belajar sendiri dengan sistem yang lebih enak (?). Setiap minggu dibagi jadi dua sesi, CBT dan OSCE. Untuk CBT, pagi ngerjain satu paket soal di kosan masing-masing, ba'da dzuhur tidur siang, jam 14 baru bahas bareng sampe selesai, break sholat ashar, biasanya maghrib udah bisa selesai, tapi pernah juga sampe jam 21 karena suatu hal. Pulang, tidur. Untuk OSCE, kemarin sempet pake sistem pembahasan dulu, semacam pengayaan, tapi ternyata lebih enak langsung simulasi, ada yang jadi dokter, ada yang jadi penguji sekaligus pasien, nanti gantian. Dibuat 6 station dengan waktu 15 menit per station. Di akhir, ada evaluasi untuk masing-masing orang, masih kurangnya di bagian mana. Alhamdulillah sangat membantu untuk saya yang tipe pembelajar visual dan auditorik. Belajar banyak ketika simulasi jadi penguji OSCE dan denger pembahasan CBT hahahaha.

Demikianlah. Rabbi zidni 'ilman warzuqni fahman :)

friends