Selasa, 05 April 2011

mastato'tum

hari minggu lalu, saya babak belur dibantai 2008, tapi happy :)
yang penting happy, toh?

kemudian sayaa dan lathifah makan di warung abah hadi, di bukit, sekitar depan sman 1 palembang, tau, kan? nah saya mesen sop daging plus jeruk panas, lathif mesen soto daging dan sop buah spesial. dan rezeki memang datang tak terduga. kami ditraktir oleh seorang ibu baik hati beserta anaknya yang cantik :) wuaaaah!! alhamdulillah.

harusnya saya jadi tuan rumah buat ngaji minggu ini, tapi apa daya, ada agenda tatsqif yang menjadikan jadwal awal dialihkan. seperti biasa, haha, saya datang dengan hidup-segan-mati-tak-mau. dasar! yasudahlah, dengan keringat bercucuran pasca main badminton dan makan sop daging, kami pergi ke masjid al-ghazali bukit.

menarik. ternyata! haha
mengenai problematika. problematika kita. muslim.
salah satu solusinya adalah totalitas.

ada yang menarik mengenai kata totalitas ini.
ingat ayat ini ?
"Fattaqullaha mastato'tum ..."
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu. ...
(QS. At-Tagabun : 16)

kurang lebih, arti mastato'tum adalah sesuai batas kesanggupan.
bagi golongan opportunis, kalimat ini seolah-olah memberi pernyataan,
"yaudah, kalo ga mampu ga usah dipaksa, toh sesuai batas kemampuan kok"

itulah masalahnya, seringkali kita membatasi diri, tak mau maksimal.
capek dikit, bilang udah ga sanggup. tapi, apa iya udah totalitas?
memang, parameter totalitas pada tiap orang beda.
tapi jangan sampai celah itu yang bikin kita merasa udah totalitas, padahal belum.
duh, maaf yaa, aneh bahasanya. belibet.

ada kisah, dulu ada serombongan pasukan, yang lagi latihan fisik rutin. Nah, perintah dari atasannya dalah, "larilah kamu, mastato'tum." para pemuda lari terus, sampai akhirnya ada yang berhenti karena kelelahan, trus dia bilang "mastato'tum, udah maksimal nih." banyak pemuda yang udah berhenti berlari, karena kecapekan, dan merasa udah maksimal. Namun, ada kakek-kakek yang masih terus berlari, terus dan terus, para pemuda pada nanya "Pak, ga usah maksain diri", trus kakek itu jawab "Mastato'tum" :) sampai akhirnya kakek itu pingsan. see? makna totalitas emang subjektif. namun seringkali kita sendiri yang menurunkan standar totalitas itu. astagfirullah.
total, sampai ga mampu berbuat apa-apa lagi. dan saya belum pernah

ini tulisan buat saya sendiri.
si anita permatasari yang sering ngerasa totalitas, padahal belum.
cuih!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

friends