Kamis, 11 November 2010

simulasi SOCA plus plus

ada cerita baguuus yang disampaikan oleh agusdianto (jazakallah, gus) waktu kami mau simulasi SOCA, pukul 09.57 WIB @ rumah (nenek) rizka. hehe. tapi bingung euy mau nulisinnya gimana, soalnya enak diceritain, bukan ditulisin. gapapalah, dicoba dulu, nanti kalo ketemu saya minta ceritain aja, insya Allah saya ceritain ulang. Silakan diambil hikmahnya yaaa. Jadi gini ceritanya:

Ada seorang ibu yang lagi nunggu pesawat di bandara (yaiyalah).
Berhubung beliau udah agak bosan dan agak laper, beliau memutuskan untuk beli biskuit-biskuitan, lumayan untuk ngeganjel perut.
Setelah membeli makanan dan majalah, beliau duduk di sebuah kursi,
di samping beliau ada seorang bapak yang lagi baca koran.

Ibu itu kemudian mulai baca majalah dan makan biskuit yang ada di sampingnya.
"kres-kres", si ibu itu makan biskuit.
tiba-tiba! Si bapak yang duduk di samping ibu itu makan biskuit itu juga.
"Hah?! maksud bapak ini apa? makan biskuit orang ga bilang-bilang dulu. Okelah, gapapa, sabar aja, toh cuma satu." dalam hati si ibu.

Ibu itu makan biskuit lagi, dan bapak itu makan biskuit itu lagi. (si ibu masih berusaha sabar)
Setiap si ibu makan biskuit, bapak itu makan biskuit itu juga. (si ibu mendidih, makin kesel dan mendumel dalam hati)

Akhirnya tersisa satu biskuit.
Si bapak itu mengambil the LAST biscuit itu dan membagi dua, kemudian menawarkannya ke ibu itu dengan senyum yang tuluuuuus banget. Si ibu cuma senyum asem aja.
"Nih bapak kurang ajar banget, masa biskuit saya yang terakhir diembat juga, dan sok baik mau nawarin potongan biskuit itu. Maksud lo apa, pak?" pikir ibu itu.

Ibu itu berusaha tetep sabar.
Akhirnya mereka berpisah (alah!) karena si ibu udah mau berangkat.
Di pesawat si ibu mengecek isi tasnya,
dan ternyata, biskuit ibu itu masih utuh! bungkusnya belum dibuka.
FACT : biskuit tadi tuh punya bapak itu. (what?!!)

Jadi yang selama ini bersabar tuh siapa?
Jadi yang selama ini tetap berbagi tuh siapa?
Yap! Bapak tadi. BUKAN ibu ini.

Astagfirullah.
Saya (kembali) refleksi dan evaluasi.
Khawatir selama ini saya merasa sebagai orang yang harus bersabar, padahal orang lain yang berusaha bersabar dengan segala tingkah-laku aneh saya (yang seringkali bikin kesel). Khawatir selama ini saya merasa sebagai orang yang berusaha tetap memberi dan berbagi ke orang lain, padahal orang lain yang terus memberi dan berbagi dengan saya.

Mari kita jadi pribadi yang lebih baik! :)
Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

friends