Selasa, 11 Februari 2014

"Indonesia butuh dokter-dokter patriotik."
dr. Iskandar Zulkarnain, Sp.OG

Mampir di twitter, kemudian malu. Astagfirullah. Subhanallah banyak sekali teman-teman too good to be true yang karyanya memberi banyak kemaslahatan di lingkungannya (sedangkan saya disini cuma syalala T.T)... dan mayoritas adalah mahasiswa FK UB. Heran mengapa bisa begitu? Saya ngga heran. Saya ingat tahun 2012 saya mempelajari kurikulum yang ada di berbagai FK di dalam dan luar negeri, termasuk kurikulum di FK UB. Hal pertama yang terlintas ketika membaca kurikulum mereka, "Pantes mahasiswanya keren-keren gitu. Subhanallah." Misi FK UB adalah "Merintis Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat di bidang kedokteran terkini serta bermutu". Nilai-nilai yang mereka junjung adalah responsif, efektif dan efisien, suportif, inovatif, dan komitmen. Tidak heran bila nuansa akademiknya diatur sedemikan rupa supaya mahasiswa berpikir kritis, kreatif, dan yang paling penting, peka sama masalah di lingkungannya. Sejak saat itu kalau ada kerabat yang minta saran baiknya masuk jurusan apa dan kuliah dimana, saya sarankan dulu mengetahui dan paham visi misi, kurikulum, nuansa akademik, dan internal fakultas tersebut. 

Ini salah satu trending topic di kalangan tenaga medis yang baru saja dapet penghargaan internasional akhir Januari lalu Klinik Asuransi Premi Sampah. Subhanallah. Jadi inget waktu mas Gamal presentasi di SMSO 2010, ketika saya baru mulai tertarik dengan karya ilmiah.

Hmm. Bagaimana dengan FK Unsri? Ketika saya baca kurikulum kita memiliki visi untuk unggul di bidang kesehatan olahraga dan kedokteran herbal, saya malah jadi bingung, karena selama menempuh pendidikan preklinik, saya pribadi tidak merasa ada tendensi pada kedua bidang tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung dari pihak fakultas. Padahal banyak potensi yang bisa dikembangkan. Suatu lingkungan yang memiliki banyak masalah, seharusnya memicu mahasiswa untuk semakin peka dan kritis dengan masalah yang ada, hal itulah menjadi pondasi awal ditemukannya inovasi-inovasi yang solutif. Kualitas mahasiswanya saya rasa tidak kalah dengan UB, banyak teman2 yang subhanallah juga, tapi (maaf) dalam pandangan saya, masih sedikit yang berniat berprestasi untuk memberi manfaat bagi lingkungan, ada ambisi-ambisi pribadi yang dominan. Sehingga ketika sosok itu masuk klinik, gaungnya tersisa, tapi manfaatnya minimal. Sosok itu terkenal, sudah, sampai situ saja. Manfaat bagi masyarakat sekitar? bisa dibilang hampir tidak ada.

Saya paling bingung kalo ditanya tentang prestasi atau karya, rasanya belum ada yang pantas disebut prestasi atau karya jika hal tersebut tidak memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. Astagfirullahal'adzim. Mungkin Forum Kajian Ilmiah dan Akademik FK Unsri perlu evaluasi internal lagi, meluruskan visi misi organisasi, kita ingin FK Unsri berprestasi, tapi mari kita samakan persepsi tentang makna berprestasi. Sehingga dalam pelaksanaan proker-prokernya pun disertai semangat untuk memberi, semangat untuk bermanfaat. Indah sekali membayangkannya :)
Bismillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

friends