Alhamdulillah, perdana ke Al-Aqobah dan perdana juga ikutan acara yang ada Salim A. Fillah-nya hehe. Oke, jadi kemarin pagi ketika mau bergerak untuk cuci baju, ada sms dari Rika "Nita, ado gawe dak?" kemudian diikuti penjelasan acara tersebut, langsung weh saya ga jadi nyuci, semua gegara rika hahaha. Saya menuju Pusri lewat rute terjauh, yaitu lewat veteran ngikutin jalur bus merah karena terakhir ke Pusri waktu taun pertama kuliah dan naik bus itu. Istilahnya kalo saya mau bukit bisa lewat demang, saya malah muter lewat jalan merdeka, dan ini lebih jauh. Pas udah di Pusri bingung mau parkir dimana? Saya sms rika, "Parkir dimana, ukh? Udah mulai acaranya?" Terus rika bales "Belum mulai, ukh. Parkir disamping dalam pagar. ternyata acara buat anak SMA ukh hahaha, tapi dak apo-apo." Oh. Oke, gapapa, untung saya bergaya ala anak SMA (?).
Subhanallah sekali ya, ust. Salim A. Fillah, berasa ketemu dr. Farichin. Wajahnya cerah dan menenangkan, kayak ga punya masalah dalam kehidupan haha. Oke, berikut ini saya ceritain sedikit tentang bahasan kemarin, tapi tentunya ga akan sebanyak dan seseru yang didapet secara langsung, maafkanlah.
Judulnya Say no to galau, move on sekarang. *kyaaaa, SMA banget yah haha*
Galau itu sesuatu yang pasti dialami manusia, apalagi orang Palembang, kan wong kito galau (eaaaa, first joke, lucu lucu). Nah, kemuliaan tidak ditentukan oleh galau atau tidaknya seseorang, tapi ditentukan oleh apa yang digalaukannya. Galau perkara dunia atau perkara akhirat.
Masalah anak muda sekarang ini:
1. Menggalaukan apa-apa yang sudah dijamin (jodoh, rizqi, dll)
2. Melupakan apa yang harus digalaukan (kita termasuk golongan yang dirahmati Allah atau ga? kita ntar meninggalnya khusnul khotimah atau ga? gimana supaya masuk surga? dll)
Laki-laki itu biasanya menggalaukan rizqi, kalo perempuan biasanya menggalaukan jodoh. Dua hal yang sebenernya udah dijamin sama Allah haha. Sampe ust Salim bilang, ikhwan yang ikut acara ini tapi pulang dari sini ga langsung ke rumah calon mertua gegara galau masalah rizqi, mending ga usah ngaku pernah ikut ikut acara ini. *hadirin serempak tertawa*
Terus Ust. Salim A. Fillah menceritakan kegalauan-kegalauan yang dialami oleh para nabi dan kisah-kisah yang ada di Quran, mulai dari Adam, Musa, Ibrahim, Ismail, Yusuf, Yunus, Hajar, istri Fir'aun, dan masih banyak lagi. Subhanallah banget, pencerahan.
Nih saya ceritain satu ya, tentang Nabi Ibrahim a.s. versi saya ya.
Nabi Ibrahim ini ujiannya sering berkaitan dengan hal-hal yang dicintainya. Suatu waktu, Ibrahim dapet wahyu untuk meninggalkan Hajar dan bayi Ismail di lembah tandus tak berpenghuni. Ibrahim seketika galau, masa iya mau ninggalin anak istri yang dicintainya, tapi ini perintah dari Allah yang merupakan Rabb yang beliau cintai juga. Pergi aja Ibrahim teh meninggalkan Hajar dan Ismail dalam kegalauan, ketika beberapa langkah Hajar nanya, kira-kira begini "Mas, mau kemana?" Ibrahim diem aja, karena lagi galau (Laki-laki kalau galau malah speechless, kata Ust. Salim hahaha). Ga dijawab, Hajar nanya lagi kedua kalinya, "Mas, mau kemana?" Masih tetep Ibrahim ga jawab. Hajar akhirnya ganti pertanyaan "Apakah ini perintah Allah, Mas? Kalo ini perintah Allah, sekali-kali Allah tidak akan menyia-nyiakan kita." (Subhanallah banget Hajar ini wanita sholihah yang strong :3) Hajar juga galau, tapi keimanan menguatkannya. Gimana ga galau, Ibrahim mau balik ke istri satunya lagi Sarah yang cantik, pasti ada laaah perasaan khwatir Ibrahim ga balik lagi atau gimana, tapi beliau memilih kalimat keren tadi, kalimat yang cuma bisa diucapkan muslimah sejati dengan keimanan yang ga main-main. Akhirnya Ibrahim beneran ninggalin Hajar dan Ismail. Sekarang Hajar yang galau gimana memenuhi kebutuhan hidup di tanah tandus tak berpenghuni itu, Hajar lari ke Shafa, nyari ada orang yang dimintai tolong ga, atau ada tanda-tanda sumber mata air. kemudian Hajar lari lagi ke Marwa, sama, nyari ada orang yang bisa dimintai tolong ga, atau ada tanda-tanda sumber mata air ga. Itu beliau lakukan sampai 7 kali, manteman! And guess what, mata air ternyata malah muncul di bawah hentakan kaki mungil bayi Ismail, dan Hajar bersyukur banget dan ga mengeluh.
Maafkanlah kalo ceritanya random dan ga terarah, terlalu excited nih nyeritainnya haha. Inti dari kisah itu adalah kalo kita galau jangan malah meratap, desperate, atau mengeluh, yang perlu kita lakuin adalah aksi. Ikhtiar dan dan tawakal. Pokoknya aksi aksi aksi, kayak Hajar yang sampe 7 kali bolak balik shafa marwah, kayak Ibrarim yang tetap berjalan menaati perintah Rabb-nya. Semua itu mereka lakukan dalam kondisi galau. Masalah rizqi, Allah yang jamin dan Allah bisa ngasih dari arah yang ga diduga. Kita pokoknya ikhtiar sama tawakal.
Dan masih banyak cerita inspiring lain dari Quran yang dibawakan oleh Ust. Salim dengan ciamik, jadi terasa nyata. Sebagian berkaitan dengan kegalauan nabi dan doa yang dipanjatkan nabi ketika galau, ini pernah saya reblog dari Pusfa kalo ga salah taun 2012 lalu klik aja --> tentang do'a oleh Salim A. Fillah.
Buat para perempuan: Meraih kemuliaan di sisi Allah lebih penting, jauh leibih penting daripada menggalaukan jodoh. Maryam dan istri Fir'aun bahkan dalam kisahnya ga ada masalah menggalaukan jodoh, tapi mereka lebih fokus ke menjaga kesucian dan mulia dimata Allah. Qur'an emang inspiring banget, ingin lebih semangat lagi buat mentadabburi Quran, biar bisa belajar dari kisah-kisah yang seru itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar