Senin, 29 Juli 2013

Galau

Alhamdulillah, perdana ke Al-Aqobah dan perdana juga ikutan acara yang ada Salim A. Fillah-nya hehe. Oke, jadi kemarin pagi ketika mau bergerak untuk cuci baju, ada sms dari Rika "Nita, ado gawe dak?" kemudian diikuti penjelasan acara tersebut, langsung weh saya ga jadi nyuci, semua gegara rika hahaha. Saya menuju Pusri lewat rute terjauh, yaitu lewat veteran ngikutin jalur bus merah karena terakhir ke Pusri waktu taun pertama kuliah dan naik bus itu. Istilahnya kalo saya mau bukit bisa lewat demang, saya malah muter lewat jalan merdeka, dan ini lebih jauh. Pas udah di Pusri bingung mau parkir dimana? Saya sms rika, "Parkir dimana, ukh? Udah mulai acaranya?" Terus rika bales "Belum mulai, ukh. Parkir disamping dalam pagar. ternyata acara buat anak SMA ukh hahaha, tapi dak apo-apo." Oh. Oke, gapapa, untung saya bergaya ala anak SMA (?).

Subhanallah sekali ya, ust. Salim A. Fillah, berasa ketemu dr. Farichin. Wajahnya cerah dan menenangkan, kayak ga punya masalah dalam kehidupan haha. Oke, berikut ini saya ceritain sedikit tentang bahasan kemarin, tapi tentunya ga akan sebanyak dan seseru yang didapet secara langsung, maafkanlah.

Judulnya Say no to galau, move on sekarang. *kyaaaa, SMA banget yah haha*

Galau itu sesuatu yang pasti dialami manusia, apalagi orang Palembang, kan wong kito galau (eaaaa, first joke, lucu lucu). Nah, kemuliaan tidak ditentukan oleh galau atau tidaknya seseorang, tapi ditentukan oleh apa yang digalaukannya. Galau perkara dunia atau perkara akhirat.

Masalah anak muda sekarang ini:
1. Menggalaukan apa-apa yang sudah dijamin (jodoh, rizqi, dll)
2. Melupakan apa yang harus digalaukan (kita termasuk golongan yang dirahmati Allah atau ga? kita ntar meninggalnya khusnul khotimah atau ga? gimana supaya masuk surga? dll)

Laki-laki itu biasanya menggalaukan rizqi, kalo perempuan biasanya menggalaukan jodoh. Dua hal yang sebenernya udah dijamin sama Allah haha. Sampe ust Salim bilang, ikhwan yang ikut acara ini tapi pulang dari sini ga langsung ke rumah calon mertua gegara galau masalah rizqi, mending ga usah ngaku pernah ikut ikut acara ini. *hadirin serempak tertawa*

Terus Ust. Salim A. Fillah menceritakan kegalauan-kegalauan yang dialami oleh para nabi dan kisah-kisah yang ada di Quran, mulai dari Adam, Musa, Ibrahim, Ismail, Yusuf, Yunus, Hajar, istri Fir'aun, dan masih banyak lagi. Subhanallah banget, pencerahan.

Nih saya ceritain satu ya, tentang Nabi Ibrahim a.s. versi saya ya.
Nabi Ibrahim ini ujiannya sering berkaitan dengan hal-hal yang dicintainya. Suatu waktu, Ibrahim dapet wahyu untuk meninggalkan Hajar dan bayi Ismail di lembah tandus tak berpenghuni. Ibrahim seketika galau, masa iya mau ninggalin anak istri yang dicintainya, tapi ini perintah dari Allah yang merupakan Rabb yang beliau cintai juga. Pergi aja Ibrahim teh meninggalkan Hajar dan Ismail dalam kegalauan, ketika beberapa langkah Hajar nanya, kira-kira begini "Mas, mau kemana?" Ibrahim diem aja, karena lagi galau (Laki-laki kalau galau malah speechless, kata Ust. Salim hahaha). Ga dijawab, Hajar nanya lagi kedua kalinya, "Mas, mau kemana?" Masih tetep Ibrahim ga jawab. Hajar akhirnya ganti pertanyaan "Apakah ini perintah Allah, Mas? Kalo ini perintah Allah, sekali-kali Allah tidak akan menyia-nyiakan kita." (Subhanallah banget Hajar ini wanita sholihah yang strong :3) Hajar juga galau, tapi keimanan menguatkannya. Gimana ga galau, Ibrahim mau balik ke istri satunya lagi Sarah yang cantik, pasti ada laaah perasaan khwatir Ibrahim ga balik lagi atau gimana, tapi beliau memilih kalimat keren tadi, kalimat yang cuma bisa diucapkan muslimah sejati dengan keimanan yang ga main-main. Akhirnya Ibrahim beneran ninggalin Hajar dan Ismail. Sekarang Hajar yang galau gimana memenuhi kebutuhan hidup di tanah tandus tak berpenghuni itu, Hajar lari ke Shafa, nyari ada orang yang dimintai tolong ga, atau ada tanda-tanda sumber mata air. kemudian Hajar lari lagi ke Marwa, sama, nyari ada orang yang bisa dimintai tolong ga, atau ada tanda-tanda sumber mata air ga. Itu beliau lakukan sampai 7 kali, manteman! And guess what, mata air ternyata malah muncul di bawah hentakan kaki mungil bayi Ismail, dan Hajar bersyukur banget dan ga mengeluh.

Maafkanlah kalo ceritanya random dan ga terarah, terlalu excited nih nyeritainnya haha. Inti dari kisah itu adalah kalo kita galau jangan malah meratap, desperate, atau mengeluh, yang perlu kita lakuin adalah aksi. Ikhtiar dan dan tawakal. Pokoknya aksi aksi aksi, kayak Hajar yang sampe 7 kali bolak balik shafa marwah, kayak Ibrarim yang tetap berjalan menaati perintah Rabb-nya. Semua itu mereka lakukan dalam kondisi galau. Masalah rizqi, Allah yang jamin dan Allah bisa ngasih dari arah yang ga diduga. Kita pokoknya ikhtiar sama tawakal.

Dan masih banyak cerita inspiring lain dari Quran yang dibawakan oleh Ust. Salim dengan ciamik, jadi terasa nyata. Sebagian berkaitan dengan kegalauan nabi dan doa yang dipanjatkan nabi ketika galau, ini pernah saya reblog dari Pusfa kalo ga salah taun 2012 lalu klik aja --> tentang do'a oleh Salim A. Fillah.

Buat para perempuan: Meraih kemuliaan di sisi Allah lebih penting, jauh leibih penting daripada menggalaukan jodoh. Maryam dan istri Fir'aun bahkan dalam kisahnya ga ada masalah menggalaukan jodoh, tapi mereka lebih fokus ke menjaga kesucian dan mulia dimata Allah. Qur'an emang inspiring banget, ingin lebih semangat lagi buat mentadabburi Quran, biar bisa belajar dari kisah-kisah yang seru itu.

Jumat, 26 Juli 2013

Mudik berasa mau OSCE

Papa dirawat di RS Dustira (lagi).
Selalu ada adu argumen panjang antara saya dan papa ketika meyakinkan beliau untuk berobat ke RS, soalnya papa ini penganut paham ‘paradigma sakit’ sejati. Selalu. Bahkan tahun lalu saya harus sampe pulang ke Bandung supaya papa mau berobat. Kali ini berhasil meyakinkan beliau via telepon kisaran 30 menit. Emang harus saya banget yang turun tangan, dokter beneran suka ga didenger.

Paradigma sakit adalah pemikiran bahwa ke berobat dokter atau ke rumah sakit itu hanya perlu dilakukan jika sakit parah. Beda dengan mama yang menganut paradigma sehat, jadi mama ke RS atau ke dokter untuk menjaga kesehatan, bukan ketika sudah sakit. Nah mama ini yang bener, tapi di masyarakat masih banyak yang malah sepaham dengan papa.

Salah satu hal yang saya suka dari papa adalah beliau orangnya ‘take it easy’, jadi ga gampang stress dan suka nemu solusi praktis kalo ada masalah. Tapi sayangnya sikap ‘take it easy’nya ini belebihan kalo masalah kesehatan. Memang, ada beberapa penyakit yang self-limited disease, jadi bisa sembuh sendiri dikalahkan sistem imun kita, tanpa perlu obat, cukup bedrest dan perbaiki pola makan, tapi ga semua penyakit kayak gitu. Papa ini kalo ada keluhan suka ga dirasa-rasa dan berusaha ngobatin diri sendiri berdasarkan pengalaman. Nah ini yang jangan ditiru. Penggunaan obat ga boleh sembarangan, meskipun keluhan sama, tapi kondisi metabolisme tubuh belum tentu sama dan bisa malah berinteraksi antagonis dengan obat lain yang sedang diminum.

Tantangan terbesar dokter keluarga adalah mengubah paradigma sakit jadi paradigma sehat. Jadi kalo mau mudik itu emang harus isi amunisi ilmu full-tank dari diagnosis hingga tatalaksana, terutama edukasi. Banyak saudara yang konsultasi kesehatan, pertanyaannya pun random sangat, dan masih banyak anggapan2 salah yang perlu dibenahi. Semoga ilmu ini berkah.

PS. Mohon doa buat papa saya ya, manteman. Jazakumullah khairan katsir.

Selasa, 23 Juli 2013

Radiologi #2

Saya kira radiologi #1 bakal jadi satu-satunya tulisan tentang stase radiologi saking membosankannya stase ini, but in fact, it is not that bad :)

Di awal saya bilang bahwa kerjaan di radiologi cuma semacam asisten dokter ketika mengekspertise suatu gambaran radiologi, ada yang nyiapin alat, baca identifikasi dan gambaran klinis, ngetik, ngeprint, nyabut kertas dari printer(!), masukin ekspertise ke amplop, dan sebagainya, intinya memastikan kerjaan sang konsulen bisa berjalan efisien dan efektif. Ya, memang itu yang terjadi disini, tapi dibalik itu semua ada ilmu-ilmu yang berhasil menyelinap masuk ke cerebri juga kok, dan semoga tersimpan sebagai long-term memory (Aaamiin) dan itu artinya butuh tidur untuk proses konsolidasinya haha.

Fyi, setiap koas punya konsulen masing-masing, dan konsulen saya cuma hectic di hari kamis dan hari sabtu. Bisa dibayangkan betapa banyaknya waktu luang yang saya punya ya. Minggu lalu bisa dibilang minggu istirahat adaptasi dari bedah, dan menilai situasi kapan saya bisa dateng telat, kapan bisa pulang duluan, ups, astagfirullah belajar dari konsulen-konsulen tertentu, menilai konsulen mana yang bakal banyak ngajarin, konsulen ini tipe kerjanya gimana, konsulen itu tipe "nyanyiannya" gimana, pokoknya observasi konsulen. Sampai akhirnya sabtu kemarin saya memutuskan akan mengikuti semua konsulen yang ada, terutama ketika baca foto polos, ga ada cara lain, kalo ga nanti saya ga dapet apa-apa di stase ini *semangat belajar membara*. Selain itu saya juga mau bikin referat tentang gambaran radiologi TB paru dari lesi minimal, atau bahkan sampai terbentuk cavitas, terus setelah pengobatan OAT, yang berhasil atau yang gagal atau resisten, Yaa Allah rabbi zidni 'ilman warzuqni fahman banget pokoknya. Senin kemarin ikut konsulen A baca foto polos, meskipun waktu bacanya malem, yaitu jam 19.00 sampai 20.30. Tadi siang saya ikut konsulen F baca foto polos juga dari jam 14.00 sampai 16.00. Dan itu lumayan menambah pengetahuan. Alhamdulillah, at least penambahan ilmunya terasa, from totally don't know anything becomes knowing something, although it's not much, yet.

Dan masa paling hectic setiap harinya, paling lama biasanya berlangsung 2-3 jam, sisanya ya nunggu-nunggu aja, nunggu foto atau nunggu konsulen, atau baca, atau main candy crush. Nah ini yang hal asik lainnya, we have more quality times with friends :) Bisa lebih dekat dengan agitha yang gesit dan bisa diandalkan, rika yang lagi kegandrungan instagram, dilla yang punya masalah dengan batere hp-nya, ofi yang ternyata kalo mudik bisa sampe bawa kemplang 5 kg (what the?!), pietra yang ternyata punya 3 adik perempuan, pantes beliau orangnya peduli dan bertanggung jawab hahaha weiss, gausah GR, jay. Ya, semoga bisa jadi sohib solid selamanya, best friend forever kayak lagu Coboy Junior gitu. Selain itu waktu luang dipake buat ngumpulin nyawa buat apply yang satu itu, sambil cari-cari referensi gimana kehidupan disana, dan pastinya bikin motivation letter yang oke, kalo bisa jumat ini udah urus berkas ke layo. Yaaa kalo kata Salim A. Fillah sih ikhtiar itu laku, rizqi itu kejutan. Yes, it is :)
Yaa, demikianlah. Sampai jumpa :)

Sabtu, 20 Juli 2013

Gagal memenuhi deadline semalam gegara ketiduran haha, bukan rezeki. Gapapa, soalnya sepertinya hawa segar dari BUMN yang lain sudah mulai terasa. Semoga.... dalam waktu dekat.

Kemarin HPHT di bulan Ramadhan, maka saya harus cari kompensasi amal-amal untuk menggantinya. Insya Allah ntar sore udah ada, nyiapin buka bersama buat geng dokter muda yang telah menjalani hari-hari penuh perjuangan selama 20 minggu, mulai dari gilut, rehab, litmin, dan bedah. Saya kebagian jadi PJ minuman ta'jil haha pas bangetlah, semoga kebagian pahala shaum mereka Aaamiin.

Oiya, kemarin juga, pagi sekali iseng cek tiket garuda, sebenernya status saya udah booking lion untuk tanggal 3 agustus, tapi iseng aja cek yang lain, soalnya belum dibayar dan masih bisa ganti. Dan ternyata garuda lagi ada harga promo untuk tanggal yang sama dooooooooong, 400an dan pastinya lebih murah dari tiket yang udah saya booking itu, tapi sayang ga bisa dibooking secara online karena harus pake kartu kredit, saya sekeluarga ga punya kartu kredit dan emang biasanya kalo ngeliat harga garuda murah langsung beli ke agen aja. Itu kejadiannya pukul 07.00. Buru-buru weh saya persiapan berangkat ke RS, menaruh tas doang, langsung ciao ke agen. Dan agennya belum buka dong jam 07.50 haha. Sambil nunggu buka, saya iseng cek sendiri via hp harga tiket tadi daaaaaaaaaan harganya udah berubah jadi 800an, sedih. Ga ding, biasa aja haha. Yaudahlah. Padahal udah ngabarin mama dan papa tentang dapet tiket itu, terus saya udah excited tentang dapet makanan di pesawat dan udah ada rencana kriminal mau ngewadahin minuman yang ditawarin di dalem pesawat haha <-- mungkin ini yang menjadikan Allah ga jadi mengizinkan saya mudik naik garuda hahaha. Yaudahlah, langsung aja saya balik ke RS dengan langkah gontai hahaha. Lagipula kalo jadi ntar tanggal 3 agustus naik lion abis magrib kayaknya bakal ketemu mentemen sepermudikan deh haha, bisa aja ketemu kak haris, ryu, hafiz, dan yang lain, mungkin. Nanti semoga ga delay dan periplus belum tutup, mau beli buku footstep haha. Masih lama sih, tapi pikiran udah di rumah. 

Jumat, 19 Juli 2013

Makassar juga seru, din.

Barusan habis kumpul dengan perempuan-perempuan kece pemilik gakumi. *yakali* *muntah massal* Terus ngobrol, terus muncul ide-ide brilian, terus endingnya ngegantung karena udah mau isya haha, always like that, bahkan tadi lebih parah, endingnya standing meeting di gramed sambil baca-baca buku UdahPutusinAja sama YukBerhijab, ngalor ngidul gitu haha, ga jelas, tapi tetep menyenangkan, dan insya Allah ada tugas buat dibawa pulang dan dikerjain pastinya.

Saya dan dinta datang duluan, ngobrolin nugget, bukuancur, dan kisah MTQnya, saya masih takjub aja dinta kok masih susah move on dari suasana MTQnya di Padang kemarin ya? Dan dinta selalu bilang bahwa MTQ yang dia alami jauh lebih seru dibanding yang saya alami dua tahun lalu, huuuuu, padahal kan dinta ga ngerasain yang saya alami. Hmm, setelah dipikir lagi, ternyata emang saya ga buat jurnal tentang perjalanan dan pengalaman selama MTQ dan PIMNAS dua taun lalu, memorinya terekam dalam bentuk foto-foto aja dan memori jangka panjang di sistem limbik dan hipokampus saya pribadi dan teman2 pejuang tirta ibul: agus, thifah, dan kiky.

Hmm.. kalo mau nyeritain sekarang pun bingung mau mulai ceritanya dari mana, karena meskipun pengalaman pas ikut dua ajang itu seru dan memorable, tapiiiiiii perjuangan untuk bisa ikut dua ajang itu yang lebih seru dan mengharukan. *senyum-senyum bijak sendiri* Ah, jadi kangen kiky dan agus, bermula dari silaturahim pasca idul fitri di rumah kiky, kemudian perjalanan ke desa ibul, hujan-hujanan, frase "buntelan kau!" hahaha, kunjungan ke pustu, bikin alat simulasi, ngejelasin ke warga-ibul-oid, presentasi monev yang menggetarkan, kehectican bikin laporan akhir, detik-detik nunggu pengumuman, kehectican print poster keliling makassar naik angkot, pujangga agus latihan presentasi hahaha, kangeeeeen. Emang sih, memori pimnas lebih mendominasi dibanding memori MTQ, karena perjuangan untuk bisa jadi delegasi MTQ ini ga seheboh lolos pimnas, yaaa meskipun perjuangan bikin kartul Quran ini juga ada masa-masa getir ketika diusir dari perpus IAIN dan benerin printer rusak sendiri ke daerah perumnas naik angkot sendiri, tapi excited banget pas ngerjain karya tulis Quran ini, bahkan ketika itu saya sempet kepikiran untuk menghabiskan sisa hidup saya sebagai dokter yang menelaah Quran dan menemukan teori-teori teranyar dan spektakuler tentang kedokteran dari Al-Quran, tapi sayang sumber bacaannya masih sedikit, ditambah pengetahuan bahasa arab saya nol besar, jadi kebanyakan stuck-nya, bahkan sampe sekarang baru bisa menanda-nandai ayat mana yang sekiranya bisa ditelaah lebih lanjut, tapi udah aja, berenti disitu, ga ada temen diskusi dan bingung mau bertanya kemana, rasanya ingin baca Qonun yang dibuat Ibnu Sina haha tapi gatau dimana dan gimana. Seiring berjalannya waktu keinginan itu tertindas dengan kesibukan-kesibukan lain, terbengkalai. *tetiba sedih*

Yaa, kalo masalah kebersamaan mungkin kayaknya emang lebih seru yang dinta alami, mungkin, soalnya waktu itu saya emang agak ansos dengan manteman sekafilah hahaha, pikiran pun lebih fokus ke pimnas yang waktu pelaksanaannya cuma selisih seminggu dengan MTQ karena nganggap pimnas lebih "ihwaw!" haha dasar. Kalo masalah jalan-jalannya kayaknya lebih seru di makassar dibanding padang deh, din. Dari air terjun sampai pantai, dari benteng sampai rumah adat, transtudio juga kami mampirin semua, secara tiga minggu disana, belum makanannya juga banyak banget, hahahahaha alhamdulillah banget. Kenapa jadi nyambung nostalgia gini ya? haha, gapapalah. Dadah! Ini dari pagi mager di RS, dan sekarang baru inget kalo ada deadline sobat bumi buat jam 12 nanti, semoga keburu hahahaha <-- *ketawa stres*

Rabu, 17 Juli 2013

Radiologi #1

Hmm.. Bismillah..
Apa yaa... Semacam merasakan shock culture dari stase bedah yang penuh tindakan masuk ke stase radiologi yang minim tindakan. Sebenernya masuk stase ini lumayan semangat soalnya dapet tantangan dari papa buat baca foto rontgen thorax beliau di rumah pas mudik nanti, papa ingin dengar ekspertise langsung dari anaknya ini untuk konfirmasi apa yang dibilang dokter ke beliau haha.

.... tapi ternyata disini lebih banyak melakukan tindakan manajerial kayak sekretaris, atau pegawai TU, atau mba-mba pegawai bank gitu. Kerjaan kami mendata identitas pasien, nulis daftar pasien di buku registrasi, ngetik dan print ekspertise konsulen, ngetik dan print di mesin USG, dan tindakan sejenis lainnya. Saya ga bilang disini minim ilmu, karena kadang2 konsulen sambil ngejelasin ke kami makna gambaran radiologi yang lagi diekspertise, tapi selama tiga hari ini belum ada satu konsulen pun yang sengaja meluangkan waktunya secara khusus buat ngejelasin dari awal teknik baca gambaran radiologi. Ya gapapa sih, wajar, mereka sibuk, dan emang kaminya yang harus aktif mengikuti setiap konsulen yang kira2 mau ngejelasin. Itu aja, lumayan bored.

Waktu di stase bedah pkl. 06.00 udah sibuk follow up pasien, disini masuknya pkl. 07.30 terus diem aja di ruang koas karena mulai ada kerjaan pkl. 09.00 Zzzzz. Harus pinter memanfaatkan waktu emang, kalo ga bawa bacaan atau ngelakuin hal-hal produktif lain yaaaa selama jam-jam kosong itu ga dapet apa-apa. Astagfirullah.

Minggu, 14 Juli 2013

Cita-cita: Masuk Surga

Ada suatu masa ketika saya menganggap cita-cita "masuk surga" adalah cita-cita paling abstrak dan paling yakali-semua-orang-juga-mau yang pernah ada. Ga konkret, ngambang, ga jelas, atau apapun itu.

.... dan pemikiran saya itu sekarang udah berubah. Malah sekarang saya menganggap cita-cita "masuk surga" adalah cita-cita paling konkret, jelas, menenangkan, membahagiakan, dan mengasikkan dibandingkan cita-cita lainnya hahaha. Mengapa? karena dengan cita-cita mulia itu kita bisa meng-let-it-flow-kan cita-cita yang lain, membiarkan segalanya berjalan tanpa perlu khawatir masa depan akan seperti apa, selama kita fokus ke mewujudkan cita yang masuk surga itu. Terserah kita cita-cita lainnya mau jadi istri sholehah, ibu yang baik, pembawa acara wisata kuliner, MC jelajah, dokter, pekarya, mau keliling dunia, atau apapun. Koridor hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pun udah jelas. Sederhananya, terserah kita mau jadi apa, terserah nanti takdir akan membawa kita menjadi apa, yang penting selalu jadi muslim atau muslimah sejati dan bisa jadi rahmatan lil 'alamin dimanapun. Ya, emang ga mudah, tapi jelas, kan?

Cita-cita:  Masuk surga bareng mama papa, suami, anak cucu, manteman.
Bismillah, Al-Ahqaf: 15

Jumat, 12 Juli 2013

Bedah #4

Alhamdulillah, horeee :)))
Respiratory rate sudah kembali normal, tidak lagi mengalami Kussmaul Breathing.

Bermula dari jumat lalu yang sudah di-PHP-kan oleh kodik bedah, kata beliau mau bagi penguji hari jumat itulah, tapi semua konsulen lagi pada sibuk operasi rahma-rahmi, alhasil katanya pengumuman penguji diundur minggu. Oke gapapa. Eh gataunya pas minggu pagi dapet jarkom bahwa pembagian penguji diundur senin, wuaa, oke gapapa juga, siangnya hunting pasien untuk status mayor dan minor, alhamdulillah dapet pasien hemorroid sama vulnus scissum. Berdoa siapapun pengujinya, semoga dimudahkan dalam mengahadapi dan menjawab segala pertanyaan. Jreeng! Tibalah hari senin, mulai Kussmaul Breathing haha.
Anita Permatasari dengan penguji dokter ..........., sebut saja Pak Jek. Alhamdulillah, penguji yang bonaaaaam, beliau spesialis ortopedi yang baik hati :)
Laporlah saya ke beliau kalo saya ujian sama beliau, beliau nanya kapan saya mau ujian, saya bilang terserah kapan dokter ada waktunya, terus beliau bilang ya terserah saya kapan maunya, okelah, saya bilang insya Allah kamis. Kemudian saya segera hunting pasien orto, inginnya fraktur femur biasa, yang sederhana, tapi apa daya, ga ada pasien fraktur femur yang belum diintervensi, Alhasil saya ngambil pasien femoral neck fracture yang ada di ROW.

Sebenernya ada sisi positif dan negatif dari dapet penguji bonam. Positifnya, insya Allah kita lulus. Negatifnya, belajarnya mungkin bisa jadi ga seoptimal kalo dapet penguji dubia ad malam karena udah di zona aman. Saya bikin status ga pake konsultasi lagi ke residen, soalnya residen pendampingnya ga antusias dan kayaknya lagi banyak pikiran, Alhamdulillah kamis jadi ujian (dan bisa dibilang ngobrol biasa, karena tanya jawab di ruangan beliau, santai, tanpa tekanan) tapi dapet tugas tambahan bikin makalah tentang status yang saya buat, alhamdulillah beres tadi pagi, dan tadi nilai udah masuk ke staf pengurus nilai, kata mbak sekretarisnya sih aman. Huaaaa, alhamdulillah.

Stase bedah begitu menyenangkan, intinya kalo ada kondisi emergency amankan ABCnya!
Jaga malem di IGD dan OK dapet banyak pengalaman ngelakuin tindakan; di stase bedah saraf saya sadar urgensi pake helm SNI dan berhati-hati dalam berkendara; stase bedah onko bikin saya sadar juga untuk mempedulikan masalah benjolan sekecil apapun itu; di stase bedah anak belajar betapa tanda-tanda obstruksi pada bayi harus diwaspadai dan begitu penting sebelum makin parah dan tahu cara dekompresinya; di stase bedah digestif juga belajar peduli dengan pola defekasi, minum dan diet yang sehat; di stase bedah plastik hmmm.. bersyukur; di stase urologi belajar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pasang kateter; di stase bedah ortopedi belajar 4R, terapi konservatif dan operatif, daaaaaaaan banyak hal lain yang ga bisa diebutkan satu per satu. Alhamdulillah, semoga berkah.

Stase radiologi sudah menanti, alhamdulillah sudah dibagi konsulen juga, harapan untuk mudik semakin besar karena konsulennya kemungkinan mengizinkan untuk mudik hehe, tapi tetep harus konfirmasi ke beliau sebelum mesen tiket fix. Horeeee :)

Stay healthy and happy, pals!

Minggu, 07 Juli 2013

Materi kemarin sore sepertinya emang khusus disampaikan buat saya hahaha, tentang hal2 yg perlu disiapkan menjelang ramadhan.

1. Jasadiyah
Produktivitas selama ramadhan ga boleh kalah dari bulan lain, jd upayakan sehat selalu.

2. Aqliyah
Kualitas ibadahnya masih mau sama kayak taun2 lalu? Ga lah ya. Be well-prepared.

3. Ruhiyah
Nah ini, nah ini. Baru aja siang kemarin curhat ke ortu masalah tindakan 'oknum' perawat yang kayaknya sensiiiiiii banget ke koas, intinya saya kesal dan heran kenapa ada orang yang kayak gitu. *ga akan cerita disini* Jengjeng materinya bahas ini, dijelaskan bahwa salah satu persiapan ruhiyah adalah membersihkan hati dari kesal, marah, dendam, dan penyakit hati lainnya. Caranya? Simple, dengan memaafkan.

Yak, demikianlah yang bisa saya bagi dengan rekan sejawat dokter muda, mari bersihkan hati kita dengan memaafkan orang2 yang pernah bikin kesel atau marah. Dan sepertinya kita perlu ngaca lagi, jangan2 kita yang nyebelin dan ngeselin bagi perawat hahaha.
Happy ramadhan! Mohon maaf lahir batin yah.

Jumat, 05 Juli 2013

Kata pertama yang saya ucapkan setiap kontemplasi adalah "Astagfirullahal'adzim"
Rasanya banyaaaaaaaaaaak banget tindakan yang ga mencerminkan kemuslimahan diri, malah tenggelam dalam kehidupan koas, ruang lingkup terbatas RS-kosan, main ke kampus cuma seminggu sekali, bahkan bisa cuma dua minggu sekali, sama tetangga jarang berinteraksi, silaturahim ke saudara juga jarang, apatis, ga tau apa yang terjadi diluar sana, paling cuma tau sekilas dan cuma bisa bilang "Oh". Mau jadi apaaaaaa?

Perlu gabung dengan suatu komunitas diluar bidang kedokteran yg bikin produktif, mungkin next time mesti ikut gathering NBC unsri atau sobat bumi palembang. Ckckck. Udah lama ga berinteraksi dengan dunia luar dan 'mikir' tentang sesuatu selain pasien, diagnosis, patofisiologi, tatalaksana, etc. Semoga ramadhan ini bisa produktif.

friends