Selasa, 28 Januari 2014

Menolong Persalinan

Cerita #1: Pasien primigravida, usia 17 tahun, kala I fase aktif.
P: "Dok, sakit banget, Doooook."
*sedang his, ga bisa diem nahan sakit, guling kanan, guling kiri, bisa bisa jatoh dari kasur*
A: "Sabar, Bu. Miring kiri, sambil dzikir ya, Bu. Mau melahirkan memang sakit, Bu."
*seolah-olah saya udah pernah melahirkan dan paham betul tentang nyeri yang dirasakan ibu tersebut*

Cerita #2: Salah satu hal penting ketika kala II adalah memotivasi ibu. Ketika pasien mengedan dan kepala janin makin turun, penolong harus menyemangati dan memuji ibu, "Bagus, Bu! Ibu pinter, terus bu, semangat! Ayo, bu! Bayinya udah nyaris keluar ini, semangat, Bu." Hal yang lucu adalah selalu ada kalimat "Ayo bu, mengedannya kayak (maaf) mising keras." (mising=BAB) Kata hafiz, yakali melahirkan disamain dengan boker keras.

Cerita 3#: Ketika kepala bayi sudah lahir, penolong menunggu janin melakukan paksi luar, kemudian mencengkeram kepala janin secara biparietal dan melahirkan bahu depan dengan melakukan traksi ke bawah dilanjutkan melahirkan bahu belakang dengan melakukan traksi ke atas. Masya Allah, pas ngelakuin traksi rasanya kepala bayi mau patah, fleksibel banget lehernya, subhanallah bangetlah. Sensasinya sulit dijelaskan dengan kata-kata.

... dan banyak cerita lainnya yang ga bisa disebutkan satu per satu (tsaelah kayak kata pengantar), dan tetiba syok ga kerasa ini udah jam 06.40. Dadah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

friends