Merasa ruang privasi semakin sempit. Mau nulis sesuatu aja jadi mikir
berulang kali. Atau sebaiknya tulisan di blog ini cukup disimpan
sebagai draft kemudian benar-benar ditelan sendiri? Hmm. Memang tujuan blog ini
sebatas ruang untuk mengungkap rasa, mungkin butuh blog khusus jika
tujuannya memang untuk menginspirasi. Ah. Ada sebuah rasa yang ingin
diungkap, sejauh ini baru diutarakan pada-Nya, kadang dengan orang tua.
Selebihnya dikunci dalam hati dengan tidak terlalu rapat, kadang
tercecer, tapi tidak ke orang lain, atau sahabat sekalipun.
Betapa media komunikasi dan jejaring sosial
mempermudah kode dan modus bersliweran sana-sini. Tidak jarang pula
memancing, dipancing, atau kemudian terpancing. Ya Allah. Sampai
sedemikian besarkah rasa ini sampai begitu sulit menahannya?
Kesibukan ini itu tidak berhasil menyimpan rasa itu semakin ke dalam, dengan ajaibnya rasa itu semakin muncul ke permukaan, melompat seakan meminta untuk diungkapkan. Apakah sebaiknya menyepi kemudian menenggelamkan diri dengan belajar-belajar-dan-belajar? Semoga senin besok keadaan ini semakin membaik dengan kehidupan kepaniteraan benar-benar dimulai. Bismillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar