Pengembangan Diri
Oleh: Dr. Anies Rasyid Baswedan, MS
Pada tanggal 20 Oktober 2012, diadakan training serta beberapa
publikasi produk HPEQ Student, diantaranya e-journal, hasil kajian
interprofessional education, hasil kajian partisipasi mahasiswa dalam
bidang pendidikan, peluncuran website, dan ditutup dengan dahsyat oleh
materi yang dibawakan oleh Pak Anies Baswedan. Kegiatan ini dihadiri
oleh beberapa mahasiswa dari 7 rumpun kesehatan yang berbeda: Kedokteran
Umum, Kedokteran Gigi, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Gizi, Farmasi,
Keperawatan dan Kebidanan.
Pak Anies mengakui bahwa dia memiliki kebiasan selalu beraktivitas
disetiap waktu, baik berdiskusi, menulis dan memberi ceramah. Dirinya
merasa terpuaskan ketika bisa mengubah pola pikir orang lain.
“Saya sering merasakan itu. Setiap kata yang saya ucapkan setidaknya
bagi saya bisa menggugah dan mengubah persepsi orang. Saya yakin di
setiap pertemuan yang saya ikuti, saya merasakan perubahan itu meskipun
kecil.” ucap Pak Anies. Saat memberikan materi pak anies memberikan banyak tips untuk para peserta yang hadir.
1. Tentang Kepemimpinan – Trust Building
Bagaimana agar kita bisa menjadi pemimpin yang baik dan diikuti oleh
para pengikut kita?. Solusinya hanyalah Trust, ketika orang sudah
percaya dengan kita, maka tidak akan sulit bagi kita untuk membuat suatu
movement yang diikuti oleh banyak orang. Trust itu sendiri mempunyai
rumus sebagai berikut:
Rumus Trust: competency + integrity + intimacy – self-interest
Plus Kompetensi merupakan kemampuan dan keahlian kita dalam
menyelesaikan pekerjaan kita, apabila saat ini kita belum mampu memenuhi
kompetensi kita, maka belajar, belajar, dan berlatihlah. Orang lain
akan menganggap kita apabila kita mempunyai skills yang baik.
Plus Integritas merupakan kerja nyata yang berjalan secara kontinu,
tidak hanya bisa bicara ini itu, atau datang dan pergi begitu saja.
Plus Kedekatan merupakan hubungan kita dengan orang lain. Banyak
sekali permasalahan yang akan timbul apabila kita tidak dekat dengan si
A, B, dan C. Namun apabila kita sudah mempunyai kedekatan ini,
insyaAllah bekerjasama pun akan menjadi mudah.
Minus Kepentingan Pribadi merupakan bagaimana kita mengendalikan
kepentingan-kepentingan pribadi kita sendiri saat kita diberikan sebuah
amanah. Misal saya mau masuk organisasi X supaya bisa terkenal, saya
inginkan jabatan Y supaya bisa mendapatkan wewenang lebih, dsb. Apabila
didalam diri kita masih ada kepentingan-kepentingan pribadi, maka
kendalikanlah, kurangilah, dan berikanlah yang terbaik bagi tugas dan
pekerjaan kita agar Trust itu bisa kita dapatkan. Mari kita benahi
niat-niat kita dan benahi kerja-kerja kita.
2. Networking-Mengajak kepada kebaikan-Followership
Kemampuan memperbanyak network/jaringan ini menurut beliau sangatlah
penting. Karena melalui relasi ini kita akan dikenal luas di berbagi
komunitas. Sehingga kita mempunyai kesempatan untuk mengkomunikasikan
ide mengajak orang lain untuk berbuat baik secara lebih luas. Inilah
yang disebut dengan followership, dimana kita cukup jadi teladan dan
panutan yang baik sehingga dapat ditiru oleh orang lain secara
terus-menerus.
3. Fact of Life— Multiple roles
Seringkali kita mengeluh karena banyaknya aktivitas a, b, c, d, e, f,
g. Lantas apakah dengan mengeluh kita dapat menyelesaikan masalah?,
apakah dengan mengeluh kita bisa melahirkan solusi?. Contoh lain,
misalnya “saya tidak suka dengan orang itu, orang itu menyebalkan,
sehingga saya malas bekerjasama dengan dia”. Semua masalah-masalah tadi
disebut sebagai Fact of Life, ya, sebuah kenyataan yang harus kita
hadapi bukan kita hindari, bagaimana caranya?. Praktekkan!, ya mulailah
sedikit demi sedikit mengurangi mengeluh, mencari solusi, membuat
strategi, dan berlatihlah. Semua masalah yang kita hadapi hanya dapat
diatasi dengan Practice it!
4. Mengkomunikasikan ide bukan Mengekspresikan ide
Seringkali kita mahasiswa, hanya bisa menuntut kepada pihak kampus,
misalnya “aduh saya kesal dengan sistem dikampus saya, saya kesal dengan
metode pembelajaran, saya kesal dengan fasilitas kampus, harusnya
begini dan begitu baiknya” kekesalan-kekesalan tersebut akhirnya menjadi
booming karena satu sama lain saling membicarakan keburukan kampusnya
sendiri, inilah yang disebut dengan mengekspresikan ide. Pertanyaannya:
apakah dengan menggerutu ini itu kita dapat mengubah sesuatunya?
Lalu apa yang seharusnya kita lakukan?. Yang harus kita lakukan
adalah mengkomunikasikan ide. Menyampaikan pesan/ide/gagasan kepada yang
bersangkutan, misal kaprodi, dekan, atau wakil dekan tentang list
keluhan beserta solusinya. Ingat, sebelum mengkomunikasikan ide, kita
harus memikirkan solusi konkrit untuk permasalahan di kampus, jadi bukan
hanya sekedar curahan hati.
5. Going Extramiles
Tidak cukup hanya mewujudkan mimpi-mimpi kita, namun lampauilah
mimpi-mimpi kita, bekerja lebih banyak, lebih tulus, dan bermimpilah.
Karena mimpi memberikan kekuatan untuk kita.
*Ditulis dengan beberapa pengembangan pribadi
Lafi Munira/Fakultas Kesehatan Masyarakat UAD
Monitoring & Evaluation HPEQ Student-Dikti
via Enggar Kesuma Wardhani