Tiga kalimat yang ga akan terlupakan selama di Muara Enim
"Apo dio idapan kamu tu?" oleh dr. Iskandar.
"Apa keluhannya, ibuuuuuu?" oleh dr. Mumasi.
"Adek nak kakak tulah." oleh ofi yang menirukan 'adek ketemu besak' rahmat.
Detik ketika masuk dan nutup pintu mobil ofi di depan mess, tepat ketika itu saya udah ngerasa kangen dengan segala yang dialami di muara enim. Kangen dengan mess, kangen ketika ronde dan pertanyaan-pertanyaan unpredictable, simple, tapi berbobot yang dikasih dr. Iskandar dari hari pertama senin dua minggu lalu hingga hari terakhir sabtu kemarin, subhanallah keren banget si dr. Iskandar, cerdas banget, pengetahuannya luaaaaaaaaaaas dan beliau lucu, baik hati dan hobi nyanyi pula. Kangen juga ronde dan obrolan poli dr. Mumasi, tentang cerita pengalaman beliau waktu pertama kali jadi kepala puskesmas di daerah terpencil. Kangen tampang ke'cugak'an kak dimas dan kak nucky yang kami tanya-tanyai terus haha. Kangen perawat yang baik hati. Kangen ruang Bu Mustika. Kangen pasien-pasien di ruang Betet. Kangen jalan-jalan ke Lahat terus mampir ke rumah bude dan ngobrol asik dengan mba Lisa, ke Jagungan, ke Sungai Lematang. Kangen perjalanan ke Air Terjun Bedegung di Tanjung Enim yang kata orang cuma sejam perjalanan, tapi ternyata hampir dua jam perjalanan berlika liku. Kangen makan di warung Mang Udi, Bakso Mercon, dan Ayam Penyet Golkar, Nasi Goreng Sriwijaya CLT. Kangen belajar bareng hingga larut di mess, kangen nonton channel TV berkualitas di mess. Kangen makan durian sore-sore di pinggir jalan. Kangen kaka safri dan adek gischan. Kangen kehectican bikin laporan case hingga ga larut malam dan bikin ppt. Kangen nasi uduk nenek. Aaaaaaak. Dua minggu, tapi semua halnya bikin kangen.
... dan tetiba ntar malem udah mulai jaga di IGD RSMH. hahahaha.